Unika Atma Jaya Kolaborasi dengan Swiss Dorong Inovasi & Pendidikan Vokasi (VET)
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Semakin baik Pendidikan Vokasi dan Pelatihan (Vocational Education and Training/VET) di suatu negara, maka akan semakin baik pula tingkat perekonomian masyarakatnya karena edukasi VET selaras dengan kebutuhan para pemberi kerja dalam hal pengembangan keterampilan generasi muda.
Sayangnya, masih banyak isu yang muncul mengenai pendidikan vokasi maupun vokasi di Tanah Air yang mengesampingkan pendidikan tersebut menjadi sebuah pilihan bagi lulusan SMP dan SMA, jika dibandingkan dengan pendidikan akademik di universitas.
Hal inilah yang mendorong Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Dr. phil. Juliana Murniati, M.Si., bersama dengan ketiga rekan almamaternya pada saat mengambil doktoral di luar negeri, untuk menyelenggarakan workshop dan konferensi internasional dengan judul Fostering Innovation and Sustainability in Vocational Education and Training (VET) – Swiss-Indonesian Perspectives.
Kegiatan workshop dilaksanakan pada hari Selasa (09/01) dan dilanjutkan dengan kegiatan konferensi dua hari setelahnya, yakni pada Kamis (11/01), kedua kegiatan dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai institusi di Indonesia, seperti para pemilik usaha/industri, perwakilan dari pendidikan vokasi, serta education expert untuk pendidikan vokasi.
Turut hadir Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), serta Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, kedua orang penting tersebut menyatakan dukungan dan selamat atas terselenggaranya acara yang menjadi kolaborasi internasional antara dua negara, yakni Indonesia dan Swiss.
“Diselenggarakannya kegiatan ini menandai adanya perluasan kolaborasi lain dalam hubungan kemitraan antara Swiss dan Indonesia, hal ini juga untuk menyatukan visi dalam memperkuat sistem VET di Indonesia,” ujar Prof. Dr. Dr. Yuda Turana, selaku Rektor Unika Atma Jaya.
Prof. Yuda juga menyampaikan harapannya agar melalui kolaborasi internasional ini dapat menjadi komitmen bagi kedua negara, khususnya Indonesia, untuk meningkatkan kesetaraan, kualitas, dan relevansi pendidikan vokasi dalam skala global, dan menjadikan pendidikan vokasi semakin dipandang sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan yang memainkan peran penting dalam meningkatkan keterampilan negara untuk meningkatkan kemampuan kerja.
Selain itu menurut Olivier Zehnder, Duta Besar Swiss untuk Indonesia juga mengatakan bahwa, pihakpihak seperti sekolah, sektor swasta, serta adanya dukungan dari pemerintah sangat diperlukan agar dapat bekerja sama dalam upaya meningkatkan sistem VET tersebut.
“Kerja sama itu memungkinkan VET di Swiss dalam memenuhi kebutuhan dunia profesional dan mempersiapkan orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan. Sekarang, dengan senang hati akan kami bagikan hal ini juga ke Indonesia. Apa yang kami terapkan di sini bukan sekedar berbagi apa yang kami ketahui, tetapi juga turut mengajak untuk menggabungkan kekuatan demi mengembangkan sistem VET yang lebih efektif dan bermanfaat bagi segala pihak“, ujarnya.
Workshop dan konferensi tersebut merupakan kerja sama antara Unika Atma Jaya, Insight Web Academy (IWDemy) selaku pelaku industri, serta Eastern Switzerland University of Applied Sciences (OST) dan seluruh kegiatannya didanai oleh pemerintah Swiss tersebut.
Kolaborasi antara Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya dengan OST melalui Prof. Dr. Stefan Kammhuber telah berlangsung selama 25 tahun dan telah beberapa kali menjalankan kegiatan ilmiah bersama, yang pada kegiatan kali ini turut menggandeng Ben Hueter dari IDM, Vocational Education Center, Thun, and member of the Swiss Conference of VET Directors.
Berangkat dari stereotip terhadap siswa pendidikan vokasi dengan label “kurang briliant, keluarga tidak mampu, tidak termotivasi sekolah’, Dr. phil. Juliana Murniati, M.Si. hendak mengajak masyarakat mengubah penilaiannya. Ini penting mengingat kebutuhan yang tinggi dari masyarakat Indonesia akan tenaga terampil dan siap kerja. Lebih dari itu, “untuk bisa mengadopsi keberhasilan pendidikan vokasi Swiss ke Indonesia, perlu adaptasi budaya, dalam artian sistem pendidikan dan pola pikir masyarakatnya ke dalam konteks Indonesia”, ujar Murni.
Tentang Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya
Unika Atma Jaya yang berdiri tanggal 1 Juni 1960 kini memiliki 20 program studi sarjana (S1) dan 14 program Pascasarjana serta 4 Prodi Profesi. Berbagai penghargaan telah diraih antara lain tahun 2019 meraih kategori tertinggi pada bidang Social Responsibility dan Employability, serta bintang lima untuk kategori online learning pada tahun 2020, versi lembaga peringkat dunia berbasis di London, QS Stars. Unika Atma Jaya memiliki tiga lokasi yaitu kampus, yaitu; Kampus Semanggi sebagai Center for Nation Development (pusat kajian Bisnis, Pemerintahan dan Masyarakat), Kampus Pluit sebagai Center for Health Development (pusat pendidikan Kedokteran dan Farmasi berkualitas internasional dan Rumah Sakit Atma Jaya), dan Kampus BSD sebagai Center for Human Development di BSD (pusat pengembangan dan pembentukan karakter mahasiswa sebagai penerus bangsa).
Baca Juga: Yayasan Atma Jaya Tetapkan Prof. Yuda Turana Pimpin Unika Atma Jaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News