Teknologi Ecolab Bantu Penghematan Hingga USD 2,4 Juta/tahun Pembangkit Geothermal
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Wilayah Indonesia yang terletak pada rangkaian Ring of Fire atau Cincin Api menjadikan sumber daya energi panas bumi di negara ini diperkirakan mencapai sekitar 28,5 Giga Watt electrical (GWe) yang terdiri dari resources 11.073 MW dan reserves 17.453 MW. Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan sumber daya panas bumi terbesar di dunia. Tenaga panas bumi memainkan peran sentral dalam upaya untuk memenuhi permintaan energi yang melonjak di Indonesia agar mencapai tujuan untuk mendapatkan sekitar 23% energi terbarukan pada tahun 2025 dan mengurangi emisi karbon hingga 0 pada tahun 2060.
Gelaran 2022 Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition yang berlangsung di JCC Senayan dengan tema Geothermal: The Sustainable Energy for Green Recovery, Energy Transition and Security pada pertengahan September 2022 lalu dirasa relevan dengan yang terjadi saat ini dan juga menunjukkan signifikansi peran sektor swasta di bidang panas bumi.
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi menyampaikan beberapa waktu lalu bahwa pemerintah terus mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk turut mendukung optimalisasi pemanfaatan panas bumi dalam upaya transisi energi dan meningkatkan investasi dalam bidang panas bumi.
Nalco Water, bagian dari bisnis Ecolab dan salah satu exhibitor gelaran ini, mempresentasikan dua technical paper tentang teknologi komprehensif yang dapat mengoptimalkan keandalan binary plant agar lebih produktif dengan mengekstraksi energi lebih banyak melalui penelitian dan pengembangan dan kimia yang dipatenkan.
“Dua technical papers yang kami presentasikan di IIGCE 2022 ini adalah bukti bahwa solusi teknologi dari Nalco Water bisa membantu industri geothermal di Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan bisnis yang diharapkan.
Makalah pertama yang dipresentasikan Andhika (Muhamad Andhika, Country Business Development for Geothermal, Nalco Water Heavy, Ecolab Indonesia) adalah bagaimana teknologi inhibitor dari Ecolab bisa mengurangi biaya operasi dan meningkatkan keandalan produksi pembangkit geothermal dengan mengurangi hilang produksi pembangkit untuk pemeliharaan yang disebabkan tingginya frekuensi pemeliharaan dikarenakan terbentuknya deposisi silika di perpipaan dan sistem 2 (dua) fase yang selama ini sangat susah diatasi,” ujar Tomy Suryatama, Marketing Director for Nalco Water Heavy Industry Ecolab Southeast Asia.
Penerapan silica inhibitor adalah salah satu solusi terbaik untuk mencegah pembentukan deposisi silika karena cairan panas bumi yang mengandung konsentrasi tinggi silika dan logam mengalami peningkatan pH dan penurunan suhu. Kondisi lain yang terkait dengan deposit silika dalam sistem 2-fase yang dapat diatasi dengan baik dengan penerapan inhibitor silika adalah penurunan tekanan kepala sumur yang menyebabkan berkedip dan peningkatan konsentrasi silika dalam cairan.
Pengalaman kami dalam mengobati sistem 2 fase di berbagai pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kondisi di atas membuktikan bahwa penerapan inhibitor silika tidak hanya terbukti berhasil mencegah pembentukan endapan silika tetapi juga silikat.
Makalah kedua yang disampaikan oleh Nugraha Yohannes Arifpin, Marketing Manager for Nalco Water Heavy Industry, Ecolab Southeast Asia mengenai penggunaan teknologi silica inhibitor dari Ecolab telah membantu salah satu pembangkit geothermal di Indonesia untuk dapat beroperasi pada temperatur yang paling rendah di dunia untuk dapat mengambil energi yang lebih besar tanpa harus mengalami masalah pengendapan pada tingkat indeks saturasi silika yang sangat tinggi. Walaupun pencapaian yang sangat luar biasa ini disebabkan oleh berbagai faktor penunjang, tetapi kontribusi teknologi bahan kimia Ecolab sangat penting dalam pencapaian pembangkit ini menembus batas dalam industri panas bumi.
Tomy menambahkan bahwa teknologi yang semakin maju di industri panas bumi dan dengan dibantu teknologi kimia dari Ecolab, dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas hingga lebih dari 30% jika dibandingkan dengan teknologi konvensional. Keuntungan utama dari penggunaan teknologi Ecolab bagi industri panas bumi adalah bagaimana industri bisa memperoleh biaya investasi (CAPEX) dan operasi (OPEX) yang optimal dengan tingkat efisiensi dan keandalan yang tinggi.
“Harapan kami adalah untuk mendapatkan kepuasan bahwa kami telah memenuhi kebutuhan pelanggan kami dan mereka telah melihat value dari dua paper yang kami sajikan ini. Kami ingin meningkatkan jangkauan dari geothermal plant yang ada karena setiap geothermal plant memiliki tantangan tersendiri. Metode yang dipakai di geothermal plant A tidak akan sama dengan metode yang digunakan di geothermal plant B sehingga memerlukan dosis dan kombinasi produk yang beragam saat ini.
Tetapi tujuan utamanya adalah untuk membantu mereka mencapai tujuan bisnis mereka, untuk mengatasi semua tantangan yang mereka hadapi saat ini, dan untuk mengembangkan energi panas bumi mereka. Kedua, kita tidak bisa berkompromi pada aspek-aspek tertentu salah satunya keselamatan.
Seperti yang kami sampaikan, metode konvensional membutuhkan beberapa ribu ton asam yang prosesnya melewati banyak desa sebelum akhirnya menemukan sumber panas bumi. Dan proses ini dilakukan setiap bulan atau bahkan setiap minggu. Selain itu, ini juga memiliki risiko tinggi saat tahap eksplorasi,” ujar Chandrasegeran Marimuthu, Area Vice President for Nalco Water Heavy Industry, Ecolab Southeast Asia.
Chandra juga menambahkan bahwa Ecolab ingin memastikan bahwa setiap produsen geothermal plant di Indonesia dapat merasakan manfaat dari teknologi dan juga akan membantu pengembang panas bumi untuk mencapai LCOE - Levelized Cost of Electricity (biaya rata-rata biaya pada nilai saat ini dari pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh suatu aset selama masa pakainya) yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat untuk dapat berproduksi. Ecolab akan menjadi mitra bisnis teknologi dan juga mitra keberlanjutan terpercaya tanpa emisi dari geothermal.
Baca Juga: Chandra Asri menghemat pengelolaan sistem air melalui Nalco Water Ecolab
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News