September
07
2024
     15:53

Sinergi Pupuk Indonesia dan Pertamina Pacu Pengembangan CCS dan CCUS di Indonesia

Sinergi Pupuk Indonesia dan Pertamina Pacu Pengembangan CCS dan CCUS di Indonesia
ILUSTRASI. Ki-Ka: Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi bersama Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait kajian bersama untuk pengembangan potensi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menegaskan komitmennya untuk memimpin transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia nasional, dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Pertamina (Persero) terkait kajian bersama untuk pengembangan potensi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Pengembangan teknologi CCS dan CCUS menjadi salah satu elemen kunci dalam strategi Pupuk Indonesia untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission 2060. Penandatanganan ini dilakukan dalam rangkaian acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, konferensi keberlanjutan terbesar di Indonesia dan di dunia. Kontrak kerja sama ini diteken oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkapkan, “Sinergi Pupuk Indonesia dengan Pertamina adalah sebuah langkah yang cukup strategis. Pertamina memiliki carbon capture storage facility yang cocok digunakan untuk menyimpan CO2 dari Pupuk Indonesia yang purity-nya tinggi, jadi bisa langsung disuntikkan. Ini merupakan sebuah kolaborasi dua BUMN yang cukup strategis dan signifikan, karena melalui kerja sama ini, sebagian besar dari CO2 kita bisa terinjeksi.”

Kerja sama ini melingkupi kajian bersama, sharing knowledge, data, dan keahlian dari masing-masing perusahaan. Kolaborasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan potensi Indonesia sebagai hub utama untuk CCS di Asia Tenggara. Indonesia sendiri memiliki potensi kapasitas untuk menangkap 4,3 gigaton karbon menggunakan teknologi CCS, menjadikannya hub utama di Asia Tenggara dalam pengembangan CCS. Penandatanganan kerja sama ini juga menjadi bukti nyata dari sinergi antara dua BUMN, yang bersama-sama mendukung program Green Economy Pioneer 10 Years Roadmap Kementerian BUMN.

Sementara itu, sebagai bentuk komitmen jangka panjang, Pupuk Indonesia juga secara aktif  mengembangkan proyek CCS di beberapa lokasi strategis, termasuk di Aceh dan Lapangan Masela Abadi, yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2030. Teknologi ini tidak hanya akan mendukung penurunan emisi, tetapi juga akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan di masa depan.

“Jadi menurut kami, Pupuk Indonesia menyadari adanya tanggung jawab besar untuk mendukung pencapaian natural carbon emission. Oleh karenanya, kami melakukan langkah-langkah strategis dan juga langkah-langkah taktis untuk bisa mengurangi carbon emission dari kegiatan perusahaan,”  tutup Rahmad.

Tentang Pupuk Indonesia

PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan produsen pupuk Urea terbesar di Asia, Timur Tengah, dan Afrika Utara dengan total kapasitas produksi pabrik pupuk mencapai 14,6 juta ton per tahun. Dalam mengemban tugas bagi ketahanan pangan nasional, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan 10 (sepuluh) anak perusahaannya memiliki sejumlah produk pupuk yang terdiri dari pupuk Urea, NPK, ZA, Organik, dan SP-36 yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Memiliki fasilitas pendukung antara lain berupa pelabuhan dan sarananya, kapal angkutan, distribution center, pergudangan, serta unit pengantongan pupuk yang memperlancar proses produksi dan distribusi pupuk. Kegiatan operasional Pupuk Indonesia Group bergerak di bidang industri pupuk, petrokimia dan agrokimia, steam (uap panas) dan listrik, pengangkutan dan distribusi, perdagangan serta EPC (Engineering, Procurement, and Construction).

Sepuluh anak perusahaan dimaksud sebagai berikut: PT Petrokimia Gresik (PKG), PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP), PT Rekayasa Industri (Rekind), PT Pupuk Indonesia Niaga (PIN), PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog), PT Pupuk Indonesia Utilitas (PIU), dan PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP).

Baca Juga: Pupuk Indonesia Ciptakan Benefit Rp 1,8 Triliun, Gencarkan Inovasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini

Kenali Lebih Dalam Resistansi AMR

22 NOVEMBER 2024 / 14:03 WIB

2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved