January
11
2024
     18:01

Sepak Terjang Grup MIND ID dalam Mendukung Perkembangan Kota

Sepak Terjang Grup MIND ID dalam Mendukung Perkembangan Kota
ILUSTRASI. Anggota Grup MIND ID PT Timah Tbk memiliki kawasan konservasi Hutan Kota Muntok. Area konservasi keanekaragaman hayati seluas 5,65 Ha ini akan dikembangkan secara bertahap.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID tak hanya berfokus pada kawasan pertambangan. Melalui berbagai program, MIND ID juga mendukung perkembangan kota.

“MIND ID selalu mengedepankan kebermanfaatan untuk masyarakat sekitar wilayah pertambangan, sehingga akan memberikan kemakmuran dan kemajuan,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf.

Hal ini sejalan dengan pilar sustainability yang meliputi lingkungan dan perubahan iklim, smart operasional dan tata layanan produk, insan MIND ID, kemasyarakatan, pengembangan ekonomi, dan tata kelola. Pilar sustainability merupakan enabler untuk mewujudkan aspirasi MIND ID menjadi perusahaan kelas dunia.

Anggota Grup MIND ID PT Timah Tbk memiliki kawasan konservasi Hutan Kota Muntok. Area konservasi keanekaragaman hayati seluas 5,65 Ha ini akan dikembangkan secara bertahap.

Untuk melindungi keanekaragaman hayati di hutan kota, PT Timah Tbk memiliki program The Urban Forest in Muntok (Test Imun). Melihat data hingga Juni 2023, Hutan Kota Muntok dihuni sekitar 25 jenis flora dan 21 jenis fauna.

Menurut Website Red List IUCN, dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya dikategorikan berisiko rendah (Least Concern/Risiko Rendah (LC)), yakni laban (Vitex pinnata), medang (Litsea elliptica), pelempang (Adinandra dumosa), dan jambu hutan (Barringtonia lanceolata). Ada juga tanaman yang masuk dalam kategori kritis (Critically Endagered/Kritis (CR)), yaitu gaharu (Aquilaria malaccensis).

Adapun untuk jenis fauna di Hutan Kota Muntok yang termasuk kategori beresiko LC adalah burung madu kelapa, burung madu sriganti, elang bondol, cekakak sungai, kareo padi, kekep babi, pelatuk merah, dan bajing kelapa. Sementara fauna yang masuk kategori NT (Near Threatened/Hampir Terancam) yaitu kadalan saweh (Phaenicophaeus sumatranus).

Hutan Kota Muntok merupakan sebagian kecil dari area konservasi keanekaragaman hayati PT Timah Tbk Unit Metalurgi (Unmet) Muntok. Berdasarkan luasan area perusahaan, area ini berada di lahan sekitar 42,65 Ha.

PT Timah Tbk Unmet Muntok merupakan perusahaan pengolahan bijih timah di Indonesia yang wilayah operasionalnya berada di darat dan laut. Perusahaan ini berada di Sungai Baru, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat.

Anggota Grup MIND ID lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), juga melalukan penghijauan kota. Melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia bersama dengan Kelurahan Duren Sawit, PT Antam Tbk merevitalisasi kawasan unggulan Taman Interaksi.

Melalui program ini, perusahaan berupaya melakukan dekarbonisasi di wilayah perkotaan, sehingga dapat memberikan sentuhan wisata edukasi organic edutourism. Dengan demikian, akan tercipta ruang hijau untuk mendukung program penataan kawasan berbasis kewilayahan.

Upaya dekarbonisasi Taman Interaksi bisa menjadi sarana edukasi, pendidikan, dan interaksi sosial warga. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang melaksanakan TJSL, terutama di bidang pemberdayaan masyarakat.

Sejalan dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDRT) Wilayah Perencanaan DKI Jakarta, PT Antam Tbk akan mendukung penataan kawasan berbasis kewilayahan dengan konsep hijau. Hal itu dilakukan melalui pengembangan urban farming dan penambahan infrastruktur publik.

Dukungan perkembangan kota juga dilakukan PT Bukit Asam Tbk. Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim senak 2016, PT Bukit Asam Tbk telah mencanangkan program Tanjung Enim Kota Wisata.

Program ini bertujuan agar Tanjung Enim yang merupakan kawasan tambang batu bara dapat menjadi destinasi wisata dan mandiri di masa mendatang. Berbagai pembangunan sarana dan infrastruktur untuk pengembangan pariwisata telah dimulai, di antaranya pembangunan Museum Batu Bara, Pusat Kuliner, Taman Sriwijaya, Mini Zoo & Jogging Track Tanjung Enim, hingga Plaza Saringan dengan ikon Tombak Kujur yang merupakan senjata pusaka peninggalan leluhur Dusun Tanjung Enim.

Selain itu, area-area bekas tambang lainnya juga akan dijadikan kawasan hijau untuk ekowisata. Beberapa di antaranya adalah botanical garden, danau buatan, Orchard Park (taman buah), RTH Berangau Park, agroforestry, dan lainnya.

Perusahaan juga melakukan perbaikan infrastruktur, seperti pembangunan pedestrian di beberapa jalan utama hingga perbaikan jalan berupa pengaspalan jalan-jalan di kawasan sekitar Tanjung Enim.

Untuk lebih mendukung pariwisata tersebut, PT Bukit Asam Tbk juga mengembangkan dan mengemas budaya lokal dengan melibatkan masyarakat setempat. Perusahaan mengembangkan batik kujur, songket, kesenian gitar tunggal, tari sambut, bela diri kuntau, hingga kuliner khas di Tanjung Enim.

Bukan itu saja, PT Bukit Asam Tbk juga selalu mempromosikan program Tanjung Enim Kota Wisata di berbagai event dan pameran. Perusahaan juga membina masyarakat dalam hal peningkatan kompetensi agar siap terjun di sektor wisata, baik secara budaya maupun kewirausahaan.

Sementara itu, Grup MIND ID PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) melakukan perluasan pelabuhan dan menjadikan Kuala Tanjung sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Pulau Sumatera. Sebagai anchor industri di Kuala Tanjung, PT Inalum mendukung perkembangan wilayah tersebut.

Kawasan ini menjadi salah satu kawasan industri dan pelabuhan besar, sehingga transportasi kapal tidak hanya berpusat di Tanjung Priok saja. Selain itu, PT Inalum juga memiliki beberapa proyek pengembangan yang nantinya akan mendukung Kuala Tanjung menjadi kawasan industri yang besar.

Perusahaan memiliki beberapa proyek pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari yang awalnya 250 ribu ton per tahun menjadi 500 ribu ton per tahun. Hal ini akan menjadikan Kuala Tanjung sebagai kawasan industri yang sangat besar.

Program ini juga telah mendapatkan kunjungan dari Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang dikoordinir Johnny Darmawan serta Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan. Kunjungan ini dilakukan untuk melihat kesiapan PT Inalum dalam melakukan perluasan pelabuhan dan menjadikan Kuala Tanjung sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Pulau Sumatera.

Adapun Grup MIND ID PT Freeport Indonesia (PTFI) juga telah mendukung perkembangan kota dengan menjadikan Kuala Kencana sebagai kota modern pertama di tengah Hutan Tropis Papua. Kota ini didirikan untuk mendukung operasional perusahaan serta mendukung perkembangan kota Timika dengan konsep Kota Berwawasan Lingkungan.

Kota Kuala Kencana didirikan PTFI pada 5 Desember 1995. Kota tersebut dibangun di area seluas 17.078 hektar di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Kehadiran Kuala Kencana memberikan nuasa yang berbeda bagi warga Mimika. Pengunjung akan disuguhi suasana alam yang terjaga rapi tanpa kabel-kabel dan tiang listrik yang malang melintang karena telah tertanam rapi di bawah tanah.

Pada bagian kiri-kanan jalan, tampak pepohonan yang menjadi bagian asli dari hutan tropis. Flora dan fauna pun dijaga sebagai aset kota yang berharga. Berbagai keragaman hayati ini dijaga oleh warga sekitar dan diawasi dengan ketat oleh petugas khusus.

Selain itu, kawasan kota ini dikelilingi gedung perkantoran, fasilitas umum dan sosial, serta tempat ibadah di pusat kota. Sebuah patung rancangan Nyoman Nuarta yang menjadi ikon Kota Kuala Kencana berdiri kokoh di tengah kota.

Kota Kuala Kencana juga berkontribusi positif terhadap perkembangan Timika, salah satunya dengan kehadiran Instalasi Pengolahan Air atau Water Treatment Plant (WTP). WTP yang diresmikan oleh Bupati Mimika Eltinus Omaleng pada Oktober 2023 ini menjadi upaya penyediaan sarana air bersih untuk masyarakat di Kota Timika.

Sarana tersebut dibangun atas kerja sama PTFI dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika. Adapun total dana yang dikeluarkan mencapai 10 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp150 miliar.

Kota Kuala Kencana sukses memadukan unsur keberlangsungan lingkungan (sustainability) dan kebutuhan kehidupan masa kini. Kota ini juga dijadikan sebagai benchmark pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur serta sempat menjadi lokasi lomba lari maraton dan jalan cepat saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.

Menariknya, Kuala Kencana memiliki sistem pengendalian limbah dan pengelolaan sampah yang dimonitor secara berkala. Sistem ini berhasil meminimalisasi angka kasus malaria di Kota Kuala Kencana.

Adapun untuk konsep hunian yang dibangun di Kota Kuala Kencana memadukan unsur modern dan alam. Kota ini memang dibangun menyatu dengan alam dan tetap menjaga banyak ruang terbuka hijau. Tak heran, jika masih ada aneka fauna asli Papua yang hidup liar di Kota Kuala Kencana, seperti burung cendrawasih, kakatua raja, rangkong, nuri kepala hitam, kuskus, hingga kasuari.

PTFI membangun kota modern Kuala Kencana dengan menjaga kelestarian alamnya. Nantinya, kota ini akan diserahkan kembali kepada pemerintah Indonesia pada masa pascatambang.

Sekilas MIND ID

BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID (Mining Industry Indonesia) melalui entitas PT Mineral Industri Indonesia (Persero) memiliki mayoritas saham pada empat perusahaan industri tambang terbesar di Indonesia; PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia.

MIND ID terus membangun ekosistem pertambangan berkelanjutan, menjadi pelopor Program Dekarbonisasi, sekaligus ujung tombak Hilirisasi Produk Pertambangan.

MIND ID mengelola sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan Indonesia yang lebih cerah.

Baca Juga: Pionir Hilirisasi, Grup MIND ID PT Inalum Naikkan Produksi Aluminium Hingga 274 Ribu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved