December
13
2023
     20:20

Praktisi Komunikasi Ungkap Pentingnya Komunikasi yang Terintegrasi

Praktisi Komunikasi Ungkap Pentingnya Komunikasi yang Terintegrasi
ILUSTRASI. Unit Branch Communication Angkasa Pura II-Soeta mengadakan Coffee Morning Kehumasan dengan mengundang beberapa bidang kehumasan Bandara International Soekarno-Hatta pada Selasa (12/12/23)

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Dalam menghadapi tantangan yang tak terduga, bandara telah menjadi peran penting bagi komunikasi yang efektif untuk mencegah krisis. Dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan penerbangan, strategi komunikasi yang kokoh dan responsif menjadi kunci utama dalam menjaga citra positif di lingkungan bandara.

Hal ini selaras dengan upaya yang dilakukan Unit Branch Communication Angkasa Pura II-Soeta dengan mengadakan Coffee Morning Kehumasan dengan mengundang beberapa bidang kehumasan Bandara International Soekarno-Hatta pada Selasa (12/12/23)

Menurut Executive General Manager Bandara International Soekarno-Hatta Dwi Ananda Wicaksono mengatakan bahwa strategi komunikasi yang tepat bukan hanya tentang menyampaikan informasi kepada penumpang, melainkan juga membangun komunikasi positif ke publik.

“Karena pada dasarnya komunikasi yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan efektif akan menciptakan citra yang positif dimata publik,” ungkap Dwi

Pakar komunikasi sekaligus CEO NEXUS Risk Mitigation and Strategic Communication Firsan Nova membenarkan perlu adanya strategi komunikasi yang tepat dengan menciptakan kesadaran terkait pelayanan yang ada di bandara, pertahankan kredibilitas, serta ciptakan komunikasi internal yang terintegrasi.

Karena pada dasarnya jika informasi tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan isu baru. Firsan mengatakan perlu ada intervensi isu supaya tidak menjadi krisis.

“Ada tiga faktor yang mempengaruhi sebuah isu, yakni content of isssue, source of issue, dan public interest. Apabila isu dinilai tidak penting, tetapi publik tertarik, maka akan berujung pada krisis,” tambah Firsan dalam Coffee Morning Kehumasan di Airport Learning Center.

Selain itu, seorang PR juga perlu memahami siapa saja pemangku kepentingan yang ada di Bandara. Menurut Firsan pemberitaan yang ramai dibicarakan publik itu bisa muncul daro berbagai sektor pemangku kepentingan.

“Bisa saja supir taksi yang baru baru ini viral melakukan aksinya di Soeta, secara langsung itu sebenarnya isu buat tim komunikasi Bandara. Karena kelalaian salah satu pemangku kepentingan bisa berdampak positif dan negatif ke perusahaan,” tambah Firsan.

Sebuah isu akan berkembang menjadi krisis apabila publik tertarik dengan isu tersebut. “Siapapun sumber isunya, jika publik tertarik informasinya akan tersebar dan viral sehingga penting bagi PR untuk selalu mengidentifikasi potensi isu apa yang akan terjadi kedepannya,” ungkap Firsan

Menurut Firsan, jika isu sudah teridentifikasi, perlu adanya penilaian terhadap isu atau dikenal dengan issue assessment. “Dalam konteks issue assessment untuk meminimalisir terjadinya krisis, ada dua protokol yang harus dijalankan, yakni manajemen isu dan mitigasi risiko,” ungkap Firsan.

Selanjutnya dalam memetakan isu, Firsan membagi konsep peran isu kedalam tiga poin utama, yakni issue taker, balancing narrative, dan issue maker.

“Saat kita diserang, perlu adanya issue taker yang dilanjutkan dengan balancing narrative baik di media massa maupun media sosial. Jika isu sudah mereda, waktunya tim komunikasi melakukan investasi narasi positif baik di media sosial maupun media massa.” kata Firsan.

Dalam mencegah krisis, transparansi dan ketepatan waktu dalam menyampaikan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan sangatlah krusial. Strategi komunikasi yang proaktif membantu dalam mengelola ekspektasi, mengurangi ketidakpastian, serta memberikan arahan yang jelas kepada semua pihak terkait dalam situasi yang memerlukan respons cepat.

Selain itu, adaptabilitas terhadap perkembangan situasi dan teknologi yang terus berubah juga merupakan aspek penting dari strategi komunikasi bandara yang efektif. “Penggunaan platform digital, media sosial, dan teknologi komunikasi lainnya membantu dalam menyebarkan informasi secara luas dan cepat kepada masyarakat,” tambah Firsan

Sehingga dalam menghadapi masa depan yang dinamis, strategi komunikasi bandara yang kuat dan responsif bukan hanya merupakan alat untuk menghadapi krisis, tetapi juga merupakan investasi dalam membangun kepercayaan dan citra yang positif bagi seluruh komunitas penerbangan.

Baca Juga: Angkasa Pura II Siapkan Diri Jelang Perpindahan Penerbangan di Bandara Kertajati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini

Kenali Lebih Dalam Resistansi AMR

22 NOVEMBER 2024 / 14:03 WIB

2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved