January
06
2025
     17:59

Petani di Jember Dapat Pantau Lahan Real-Time lewat Smart Green House & Agribot SIP

Petani di Jember Dapat Pantau Lahan Real-Time lewat Smart Green House & Agribot SIP
ILUSTRASI. Teknologi Smart Green House dan Agribot SIP dari Politeknik Negeri Jember (Polije) di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lima-lima Bangkit, Desa Glagahwero, Kabupaten Jember.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) berhasil mengembangkan teknologi Smart Green House dan  Agribot SIP. Inovasi bidang pertanian yang  mengintegrasikan teknologi cerdas Smart Farming dengan menggunakan energi terbarukan ini sudah diaplikasikan di lahan pertanian yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lima-lima Bangkit, Desa Glagahwero, Kabupaten Jember.

Berkat inovasi dari Polije ini, para petani di Desa Glagahwero kini mampu memantau lahan pertanian mereka secara real-time. Kehadiran inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat kepada para petani, tetapi juga pada warga sekitar yang termotivasi untuk aktif membangun ekonomi lokal melalui pengembangan pertanian hidroponik dan wisata edukasi berbasis teknologi.

Ketua Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Hendra Yufit Riskiawan, mengatakan, “Sektor pangan di Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dikembangkan. Akan tetapi, kami melihat terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, khususnya di Kabupaten Jember. Salah satunya adalah kurangnya literasi pengetahuan dan keterampilan anak muda, serta keterbatasan sarana dan prasarana mereka dalam menerapkan konsep Smart Farming."

Oleh karena itu, menurut Hendra, Polije berusaha untuk membantu dan mengedukasi warga dan para petani setempat. Menurutnya, dengan aplikasi yang telah dikembangkan tersebut memungkinkan petani memiliki pertanian yang presisi, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, serta memiliki produktivitas tinggi.

“Inovasi ini memberikan solusi nyata bagi petani, mulai dari pengelolaan nutrisi hingga pemantauan lahan pertanian secara real-time," tambah Hendra.

Selain itu, lanjut Hendra, program Smart Farming yang diterapkan juga mendorong perubahan pola pikir petani menuju pendekatan modern yang ramah lingkungan, sekaligus mendukung kelestarian ekosistem. Melalui integrasi sektor pertanian dan wisata edukasi, desa seperti Glagahwero berhasil meningkatkan pendapatan lokal. Hal ini dibantu dengan dukungan teknologi dan platform digital dalam mempromosikan agrowisata.

Teknologi Smart Farming juga terbukti meningkatkan produksi pertanian, khususnya budi daya hidroponik, yang memperkuat ketahanan pangan dan menambah pendapatan para petani lokal. Program ini menciptakan lapangan kerja baru bagi pemuda desa, mengurangi urbanisasi, dan menekan kriminalitas dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Pendekatan berbasis komunitas melalui optimalisasi sumber daya lokal dan pengelolaan BUMDes menjadikan desa lebih mandiri dan berdaya saing tinggi.

Upaya yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Jember ini merupakan bagian dari komitmen institusi dalam mengembangkan sektor pangan Indonesia melalui konsep IT for Agriculture. Hal ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dalam perkembangan sektor pertanian, serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan di Indonesia.

Selain Smart Green House dan Agribot SIP tersebut, Polije turut berkontribusi pada pengembangan sistem Intelligent System for Air Controller (IS4AC) untuk industri penyimpanan komoditas hasil pertanian seperti beras, jagung, bahkan tembakau. Teknologi ini memastikan kualitas komoditas tetap terjaga dalam kondisi optimal meski disimpan dalam waktu lama dalam gudang warehouse, guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Terkait dengan inovasi Polije tersebut, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa selain menghasilkan lulusan yang berkompetensi, tujuan pendidikan vokasi juga untuk menciptakan lulusan yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat.

Dengan demikian, selain menjadi seseorang yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan di dunia usaha/industri, lulusan vokasi juga dapat berkontribusi kepada masyarakat.

“Kami ingin lulusan vokasi dapat berkontribusi untuk mendukung sektor pangan Indonesia untuk mencapai kemandirian ekonomi berbasis agraria melalui inovasi-inovasi yang dihasilkan," tutup Tatang Muttaqin.

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Usulkan Tambahan Anggaran Sebesar Rp 26,4 Triliun di RAPBN 2025

 

Selanjutnya: KAI Catat Jumlah Penumpang Capai 25,31 Juta pada Momen Nataru 2024/2025

Menarik Dibaca: 7 Cara yang Paling Ampuh Menyembuhkan Kolesterol Tinggi, Mau Coba?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved