Menyebarkan Kebajikan lewat Dakwah di Ruang Digital
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah dengan tema "Dakwah di Ruang Digital" pada Sabtu (27/4/2024).
Kali ini hadir pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024 yang ahli di bidangnya untuk berbagai bidang antara lain Pendakwah Milenial Rifqil Muslim Suyuthi atau akrab disapa Gus Rifqil, Tim Pengurus Komite Publikasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Fiskal Purbawan, dan Relawan TIK Semarang Pandu Digital Kominfo Afif Mas’udi Ihwan.
Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet. Internet dapat menjadi media dakwah untuk menyebarkan kebaikan agama, dalam topik ini dakwah ajaran Islam.
Gus Rifqil dalam pemaparannya menyebutkan ada berbagai macam metode dakwah. Metode dakwah bit-Tadwin yang dilakukan melalui tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, termasuk di internet. Metode dakwah ini bersifat tahan lama dan dapat tersampaikan dari generasi ke generasi, meskipun penulisnya sudah wafat.
“(Tahadduts bin ni’mah) yaitu sebuah amal yang dilakukan seseorang kemudian ia menceritakannya terhadap saudara yang dipercaya dengan tujuan agar ia mampu meniru dan melakukan hal serupa," kata Gus Rifqil.
Ia menjelaskan, menurut imam al-Ghazali, dalam menerapkan Tahadduts bin ni’mah tidak diharuskan menceritakannya secara langsung dengan kata-kata. Bahasa tubuh dan perilaku yang mampu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt. serta berpotensi menggugah dan memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan juga dapat dikategorikan sebagai perilaku Tahadduts bin ni’mah.
Gus Rifqil menjelaskan saat berdakwah khususnya di ruang digital, tidak ada salahnya memenuhi beberapa unsur agar dakwah tersebut dapat mencapai kesuksesan. Hal tersebut di antaranya memiliki bekal ilmu agama yang mumpuni dan jelas sanad keilmuan, memanfaatkan sosial media, meningkatkan kualitas konten dakwah di era digital, meningkatkan keterampilan berbicara di depan kamera, serta mengukur efektivitas dakwah di era digital.
Selain itu, etika juga penting saat berdakwah di ruang digital. Afif menjelaskan, ada poin penting dalam etika dakwah yaitu tujuan dakwah itu sendiri yang bermanfaat dan menunjukkan kedamaian Islam, mengemas konten menarik, serta responsif akan tren.
"Ada pula etika yang bisa dihindari dalam dakwah seperti menyampaikan hal yang kontroversial, merasa paling benar, dan mengandung ujaran kebencian," jelas Afif.
Oleh karena itu, Afif menjelaskan ruang lingkup etika dakwah terdiri dari kesadaran akan melakukan sesuatu yang memiliki tujuan, integritas atau kejujuran, menghindari plagiasi atau manipulasi, tanggung jawab atas perilaku, dan menyebarkan kebajikan seperti hal-hal yang bernilai kemanusiaan, kemanfaatan, dan kebaikan.
Saat menghadapi konten hoaks yang berhubungan dengan nilai-nilai agama, seseorang juga dapat bertindak untuk bantu menghentikan informasi salah yang tidak memiliki nilai kebajikan.
Lebih lanjut, Fiskal menyarankan warganet untuk jangan cepat mengambil kesimpulan dari judul, tidak mudah percaya dengan informasi, melakukan verifikasi atau cek informasi dari berbagai sumber, menahan emosi sebelum memastikan kebenaran fakta, dan segera laporkan ke aduankonten.id jika terbukti hoaks.
Afif mengutip sabda Nabi SAW "Seorang pedagang yang jujur dan amanah (terpercaya) akan(dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti)," - HR. At-Tirmidzi. Sabda Nabi SAW tersebut juga dapat menjadi pedoman akan penyebaran dakwah di ruang digital.
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imron:104).
Gus Rifqil menjelaskan dalam surah tersebut dianjurkan untuk berdakwah, mengingatkan, serta mendukung dalam menyebarkan kebaikan dan mencegah keburukan.
"Menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan kewajiban bagi umat muslim dan menjadi kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan hidup," pungkas Gus Rifqil.
Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo). Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website
literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Baca Juga: Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News