September
20
2023
     16:30

Kolaborasi CEPI&Bio Farma Dorong Percepatan Produksi Vaksin bagi Kawasan Global South

Kolaborasi CEPI&Bio Farma Dorong Percepatan Produksi Vaksin bagi Kawasan Global South
ILUSTRASI. Melalui kerjasama?Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Bio Farma maka Bio Farma akan memiliki fasilitas laboratorium bioprocess yang akan digunakan untuk pengembangan dan pengujian teknologi vaksin mRNA dan viral vector.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - : Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Bio Farma telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk 10 tahun mendatang untuk percepatan penanggulangan pandemi. Kerjasama ini akan menghadirkan teknologi produksi vaksin terkini yaitu viral vector dan mRNA ke Indonesia dan kawasan ASEAN; serta mendukung ketersediaan produk dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin untuk memasok negara-negara di kawasan Global South pada kondisi wabah di masa mendatang dan menanggulangi ketidakmerataan akses terhadap vaksin seperti yang terjadi selama pandemic Covid-19.

Saat ini, Bio Farma menjadi anggota terbaru  jaringan produsen vaksin yang didukung oleh CEPI yang berbasis di Kawasan Global South. Salah satu tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dalam produksi vaksin untuk penanggulangan ancaman kejadian luar biasa dan pandemi sekurang-kurangnya dalam waktu 100 hari.

Bio Farma memiliki pengalaman yang luas di bidang produksi vaksin, dimana beberapa produk Bio Farma telah mendapatkan prakualifikasi dari WHO. CEPI akan menyediakan investasi awal sampai dengan sebesar USD. 15.000.000,- untuk meningkatkan kapabilitas produksi vaksin yang lebih beragam, mendukung implementasi teknologi mRNA dan viral vector di fasilitas Bio Farma untuk pertama kalinya.

Produk vaksin viral vector dan mRNA akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam  produksi vaksin untuk melawan ancaman virus baru.  Selain CEPI, Pemerintah Indonesia juga turut serta dalam investasi pada program ini.

Melalui kerjasama ini, Bio Farma akan memiliki fasilitas laboratorium bioprocess yang akan digunakan untuk pengembangan dan pengujian teknologi vaksin mRNA dan viral vector.

Bio Farma juga akan menerapkan sistem Good Manufacturing Practices (GMP) pada fasilitas yang digunakan untuk produksi vaksin yang akan digunakan pada iji Klinis Fase-2 dan fase 3 dan untuk keperluan produksi komersial terbatas,  

Ketika fasilitas tersebut sudah beroperasi penuh, Bio Farma akan mampu memasok vaksin  mRNA dan viral vector untuk menanggulangi berbagai macam jenis kejadian luar biasa dalam rentang waktu yang relatif singkat, yakni dalam 100 hari sejak patogen virus baru teridentifikasi. 

Fasilitas produksi terbaru tersebut akan menjadi kunci penting bagi kesuksesan Misi 100 Hari CEPI (CEPI‘s 100 Days Mission) yang didukung oleh negara G7 dan G20 yang bertujuan untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pengembangan vaksin yang aman, efektif saat kejadian luar biasa dan dapat diakses oleh banyak kelompok di belahan penjuru dunia.

Dr. Richard Hatchett, CEO CEPI menyampaikan :“Dunia harus mampu merespon dengan cepat dan adil jika kita ingin mengurangi kejadian luar biasa (wabah) di masa datang yang berpotensi menjadi pandemi  Kerjasama kami dengan Bio Farma akan memberikan kontribusi baru terhadap tujuan tersebut dengan cara mengembangkan fasilitas kelas dunia yang dimiliki oleh Bio Farma dengan teknologi produksi terbaru yakni, vaksin mRNA dan viral vector yang dapat diproduksi massal dalam rentang 100 hari sejak patogen virus teridentifikasi. Lebih penting lagi, kapabilitas dalam memproduksi vaksin mRNA yang diterapkan melalui kerjasama ini dapat memberikan percepatan dan keadilan akses vaksin bagi negara-negara di kawasan ASEAN Ketika menghadapi ancaman wabah.

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya mengatakan "Tanpa diragukan lagi, kolaborasi antara Bio Farma dan CEPI akan meningkatkan kapabilitas industri yang berada di wilayah negara berkembang untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi munculnya pandemi.

Kolaborasi ini merupakan salah satu pencapaian bagi Bio Farma dalam rangka berkontribusi pada kesehatan dunia, dan memberi kemudahan akses produk vaksin di masa sulit seperti pandemi, khususnya di kawasan ASEAN.

Dengan adanya penggabungan dua kekuatan ini, kami mampu untuk melebarkan sayap layanan kami dalam rangka penanganan kebutuhan global terkait produk life science, menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan, dan memitigasi krisis yang mungkin datang. Kami sambut kerjasama ini dengan semangat baik, dan kami siap untuk meraih dan mengoptimalkan setiap kesempatan dalam menghadapi tantangan sesuai tujuan kami dalam meningkatkan kualitas hidup".

Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin menyambut baik pencapaian yang diraih CEPI dan Bio Farma, "Kami menyadari pentingnya diadakan kerjasama ini. Kerjasama dengan CEPI akan meningkatkan kontribusi Indonesia  terhadap ketahanan pasokan dan kemandirian vaksin di kawasan ASEAN dan Global South. Kerjasama ini dapat mendorong pengadaan vaksin yang cepat dan efisien untuk penanggulangan pandemic di masa yang akan datang.

Sejalan dengan itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lucia Rizka Andalucia menyampaikan, "Bio Farma telah menjadi salah satu pemain penting dalam memerangi penyakit menular dengan penyediaan produksi vaksin untuk kebutuhan dalam dan luar negeri. Kerjasama ini diharapkan dapat dikembangkan dan menjadi kesempatan untuk Bio Farma dalam memperkuat kapabilitas riset dan produksinya dalam rangka menjalankan peran sebagai supplier produk vaksin di tingkat global."

Kunci Memerangi Kesenjangan Akses Produk Vaksin dengan Diversifikasi Produsen Vaksin di Tingkat Global

Menurut studi yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Nature pada Oktober 2022 menunjukan jika vaksin Covid-19 dapat dibagikan secara lebih merata, 295,8 juta kasus tertular serta 1,3 juta kematian dapat dicegah diseluruh penjuru dunia.

Salah satu alasan utama dibalik adanya kesenjangan akses produk tersebut adalah, konsentrasi industri produksi vaksin yang terpusat di negara dengan pendapatan tinggi dan/atau negara dengan penduduk terbanyak. Hal ini mengakibatkan negara di kawasan Global South dimana mayoritas negara tersebut memiliki keterbatasan pada aspek produksi vaksin, mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses vaksin Covid-19, bahkan untuk golongan rentan yang berisiko tinggi.

Pengembangan dan diversifikasi produsen vaksin di dunia, terutama di kawasan yang memiliki kesenjangan akses pada produk vaksin, merupakan salah satu tujuan utama dari CEPI dalam pemerataan akses life-saving vaksin, hal ini sangat penting dalam keberhasilan Misi 100 Hari CEPI.

CEPI membangun jaringan produsen vaksin di negara-negara Global South, terutama memberikan kemudahan akses pada daerah-daerah yang berisiko tinggi terkena wabah penyakit. CEPI memprioritaskan dan memberi fokus khusus pada lokasi-lokasi yang memiliki kedekatan dengan patogen prioritas CEPI (Chikungunya, Ebola, Demam Lassa, MERS-CoV, Virus Nipah, Demam Rift Valley).

Produsen vaksin yang bergabung dengan jaringan manufaktur vaksin global CEPI akan menjadi mitra produksi pilihan atau prioritas bagi para pengembang vaksin yang didukung oleh CEPI. Pada situasi terjadi wabah atau pandemi, para pengembang tersebut dapat dengan cepat melakukan transfer teknologi ke produsen yang telah dipilih atau diprioritaskan sebelumnya dengan keahlian, teknologi, dan posisi geografis yang optimal untuk memungkinkan produksi yang cepat dan distribusi vaksin yang merata ke populasi yang terkena dampak pandemi.

Bio Farma merupakan anggota pertama dari jaringan produsen CEPI yang berbasis di kawasan ASEAN. Mitra yang telah tergabung termasuk Aspen dari Afrika Selatan yang menandatangani perjanjian pendanaan dengan CEPI pada bulan Desember 2022 untuk mendukung kemampuan perusahaan dalam memproduksi vaksin rutin dan vaksin wabah untuk Afrika; dan Institut Pasteur de Dakar (IPD) di Senegal yang bergabung dengan jaringan ini pada bulan Januari 2023 di bawah perjanjian untuk memperluas kemampuan organisasi dalam memproduksi vaksin rutin dan vaksin wabah dengan berbagai teknologi.

Saat ini, CEPI sedang berdiskusi secara aktif dengan produsen vaksin lain di kawasan Global South untuk dapat bergabung dengan jaringan ini dan akan mengumumkan hal ini dalam waktu dekat.

Catatan:

Produksi berkelanjutan merupakan kunci dari Misi 100 Hari
Jika Negara-negara di dunia dapat mencapai Misi 100 Hari untuk penanggulangan COVID-19, maka vaksin dapat tersedia pada awal April 2020 ketika hanya 2,3 juta kasus yang telah dikonfirmasi, alih-alih pada Desember 2020 ketika lebih dari 68 juta kasus telah tercatat. Misi 100 Hari telah menjadi prioritas tinggi para pemimpin G7 dan G20, serta para eksekutif industri.

Dalam sebuah laporan  yang diterbitkan oleh CEPI pada Desember 2022, peningkatan kapasitas global untuk membuat vaksin baru dan membangun jaringan global produsen vaksin diakui sebagai salah satu inovasi paling penting yang diperlukan untuk mewujudkan Misi 100 Hari. Jika penyakit mudah menular dan mematikan muncul, kemampuan untuk segera membuat dan memvalidasi vaksin eksperimental batch pertama terhadap penyakit ini akan menjadi kunci untuk respons yang cepat terhadap wabah. Untuk memastikan percepatan tujuan ini,  beberapa produsen vaksin yang  dapat diaktifkan dalam beberapa hari atau minggu setelah wabah – harus dipersiapkan. Jaringan manufaktur vaksin global CEPI bertujuan untuk membangun kapasitas tanggap wabah ini dan membantunya untuk tetap berkelanjutan selama periode antar-epidemi.

Tentang CEPI
CEPI adalah kemitraan inovatif antara organisasi publik, swasta, filantropi, dan organisasi sipil, yang diluncurkan pada tahun 2017, untuk mengembangkan vaksin melawan epidemi di masa depan. Misinya adalah untuk mempercepat pengembangan vaksin dan penanggulangan biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi sehingga dapat diakses oleh semua orang yang membutuhkan.

Sebelum COVID-19, pekerjaan CEPI berfokus pada pengembangan vaksin untuk melawan virus Ebola, virus Lassa, MERS, Nipah, Rift Valley fever, dan Chikungunya - CEPI memiliki lebih dari 20 kandidat vaksin untuk melawan patogen-patogen tersebut yang sedang dalam tahap pengembangan. CEPI juga telah berinvestasi dalam teknologi platform baru untuk pengembangan vaksin yang cepat terhadap patogen yang tidak diketahui (Penyakit X).

CEPI telah memainkan peran sentral dalam respons global terhadap COVID-19, mendukung pengembangan portofolio vaksin terbesar di dunia untuk melawan SARS-CoV-2 dan variannya dengan fokus pada kecepatan, skala, dan akses, serta ikut memimpin COVAX, inisiatif global untuk memberikan akses yang adil dan merata ke vaksin COVID-19. CEPI juga merupakan penyandang dana terkemuka di dunia untuk penelitian dan pengembangan vaksin virus corona yang dapat melindungi dari varian COVID-19 di masa depan serta virus corona lain yang berpotensi epidemi dan pandemi.

CEPI telah memulai rencana lima tahun yang ambisius senilai US$3,5 miliar - yang disebut CEPI 2.0 - untuk secara dramatis mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko pandemi dan epidemi di masa depan. Inti dari rencana ini adalah tujuan CEPI - yang didukung oleh G7 dan G20 - untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan vaksin yang aman, efektif, dan dapat diakses secara global untuk melawan ancaman baru menjadi hanya 100 hari. Tercapainya  ‘100 Days Mission’ akan memberi dunia kesempatan untuk mengatasi wabah di masa depan sebelum menyebar menjadi pandemi global. Baca rencana tersebut di endpandemics.cepi.net/.

Tentang Bio Farma
PT Bio Farma (Persero) yang selanjutnya disebut "Bio Farma" adalah BUMN produsen vaksin dan antisera untuk manusia di Indonesia. Merayakan hari jadinya yang ke-133, Bio Farma telah berkembang menjadi perusahaan life science yang diakui secara internasional dengan memproduksi dan mendistribusikan lebih dari 3,2 miliar dosis vaksin per tahun. Bio Farma sejauh ini merupakan produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara.

Perusahaan ini tidak hanya memasok kebutuhan untuk Program Perluasan Imunisasi (Expanded Program on Immunization/EPI) di Indonesia, tetapi juga pasar global ke lebih dari 150 negara. Kemampuan Bio Farma untuk memasuki pasar global disebabkan oleh banyaknya vaksin yang telah mendapatkan pra-kualifikasi (PQ) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) dan PATH telah berkolaborasi dengan Bio Farma untuk memproduksi Vaksin Polio Oral baru tipe 2 (nOPV2) untuk mendukung Global Polio Eradication Initiative (GPEI) yang telah mendapatkan lisensi sebagai vaksin EUL pertama dari WHO pada tahun 2020.

Bio Farma memiliki peran penting dalam mewujudkan bangsa yang sehat sehingga keberadaannya dapat terus dipertahankan untuk generasi mendatang. Dengan filosofi "Berdedikasi untuk meningkatkan Kualitas Hidup" Bio Farma berdiri teguh dalam mencurahkan upayanya untuk Keamanan Kesehatan Global.

Pada awal tahun 2020, sebuah perusahaan holding farmasi milik negara didirikan dengan Bio Farma sebagai induknya. Pembentukan perusahaan induk ini bertujuan untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, dan juga untuk meningkatkan ketersediaan produk yang mendukung ekosistem farmasi.

Baca Juga: Biofarma Gelar Kompetisi Inovasi Digital di Bidang Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini

Kenali Lebih Dalam Resistansi AMR

22 NOVEMBER 2024 / 14:03 WIB

2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved