KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan upaya perusahaan dalam mendorong transisi energi sejalan dengan fokus G20.

Corporate Secretary PT KPI Ifki Sukarya mengungkapkan, upaya mendorong visi transisi energi dilakukan dengan berbasis pada aspek lingkungan.

"Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) kami memiliki keselarasan dalam menyokong transisi energi, menciptakan transisi energi yang adil, bahkan menciptakan kolaborasi di tingkat lokal, nasional hingga global,” kata Ifki dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (1/4).

Ifki melanjutkan, komitmen tiga bulan pertama tahun ini berujung pada penghargaan yang diterima perusahaan dalam  ajang TOP CSR Awards yang diselenggarakan Majalah Top Business.

PT KPI untuk pertama kalinya meraih penghargaan Top Leader on CSR Commitment 2022.

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih 6 Penghargaan Indonesia Green Award 2022

Penghargaan “Top Leader on CSR Commitment” diberikan atas komitmen Top Management atau Direktur Utama terkait kebijakan implementasi CSR Perusahaan. Ketua Dewan Juri TOP CSR Awards Mas Achmad Daniri menjelaskan penilaian juga didasarkan pada keselarasan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan ISO 26000 dan strategi bisnis, penerapan prinsip GCG, serta dampak program TJSL bagi stakeholder.

Selain komitmen para leaders di PT KPI, lima Unit Operasi PT KPI kembali raih prestasi dalam kategori Top CSR.

“Tahun ini, Kilang Pertamina di Plaju berhasil raih penghargaan tertinggi 5 bintang. Artinya, program CSR tersebut berada di level Sangat Ekselen atau sempurna, bahkan layak dijadikan contoh bagi perusahaan lain,” jelas Ifki.

Ifki mengungkapkan, selain Kilang Plaju, Kilang Dumai, Sei Pakning dan Kilang Cilacap turut meraih penghargaan 4 bintang untuk program TJSL yang dilaksanakan.

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Sabet 19 Penghargaan dalam CSR Excellence Award

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro dalam sambutannya menyampaikan tantangan perusahaan dalam menjalankan program TJSL saat ini.

“Ada 3 isu besar sebagai tindak lanjut dari Deputi Meeting Environmental G20, agar dalam melaksanakan program TJSL, perusahaan fokus pada perlindungan keanekaragaman hayati, pengelolaan sampah plastik di perairan, serta efisiensi penggunaan sumber daya konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dengan memaksimalkan pemanfaatan daur ulang,” jelas Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News