May
20
2022
     16:41

Indika Energy Dapat Persetujuan Divestasi Petrosea

Indika Energy Dapat Persetujuan Divestasi Petrosea
ILUSTRASI. Jajaran direksi PT Indika Energy Tbk. usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 Mei 2022 dan menyetujui rencana transaksi penjualan seluruh saham Perseroan di anak perusahaan, PT PetroseaTbk. (Petrosea).

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan), menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 Mei 2022. RUPSLB menyetujui rencana transaksi penjualan seluruh saham Perseroan di anak perusahaan, PT Petrosea Tbk. (Petrosea).

Penjualan kepemilikan saham di Petrosea adalah bagian dari strategi Perseroan untuk mengurangi eksposur di sektor batubara dan memperkuat diversifikasi di luar bisnis batubara. “Hasil transaksi akan digunakan untuk mendukung investasi baru Indika Energy dan mengoptimalkan manajemen liabilitas. Transaksi ini juga akan membuat Indika Energy menghemat biaya modal, serta memperkuat posisi keuangan dengan berkurangnya liabilitas secara konsolidasi,” tutur Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy.

Divestasi Petrosea

Sebelumnya pada tanggal 18 Februari 2022, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA) dengan PT Caraka Reksa Optima (CARA) sehubungan dengan rencana penjualan seluruh saham di Petrosea atau sejumlah 704.014.200 saham yang mewakili 69,8% kepemilikan saham Perseroan di Petrosea. Valuasi yang disepakati adalah setara dengan US$ 210 juta. Dengan demikian, perkiraan nilai penjualan dari transaksi ini sejumlah US$ 146,58 juta.

Petrosea adalah perusahaan multi-disiplin yang bergerak di bidang kontrak pertambangan khususnya batubara dengan pengalaman selama 50 tahun.

Menurut Azis, Indika Energy akan terus mengkaji portofolio usahanya, mengutamakan aspek berkelanjutan, serta fokus melakukan diversifikasi di luar sektor intinya di bidang energi dan pertambangan. “Transaksi ini merupakan salah satu upaya kami untuk meningkatkan pendapatan sebesar 50% dari sektor non-batubara, serta mengembangkan bisnis yang sejalan dengan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan menuju netral karbon pada tahun 2050,” ujar Azis.

Kinerja Perusahaan Pada 3M-2022

Perseroan juga merilis Laporan Konsolidasi untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2022 (3M2022). Perseroan membukukan Pendapatan US$ 830,8 juta — meningkat 58,2% dibandingkan US$ 525,2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Salah satu faktor dari peningkatan ini adalah indeks harga batubara Newcastle yang meningkat menjadi US$ 263,7 per ton dari sebelumnya US$ 86,1 per ton pada 3M2021.

Sepanjang 3M-2022, Perseroan memproduksi 8,1 juta ton batubara yang terdiri dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang memproduksi 7,7 juta ton dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) yang memproduksi 400 ribu ton.

Laba Kotor 3M-2022 Perseroan tercatat sebesar US$ 260,8 juta, atau meningkat 145,3% dibandingkan US$ 106,3 juta di 3M-2021. Marjin Laba Kotor Perseroan juga naik menjadi 31,4% dari sebelumnya 20,2% yang terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja Kideco dan MUTU.

Sementara itu, Beban Keuangan Perseroan meningkat 2,3% dari US$ 26,0 juta menjadi US$ 26,6 juta pada 3M-2022 yang terutama disebabkan oleh relaksasi biaya interest rate swap (IRS) sebesar US$ 0,5 juta sehubungan dengan pembiayaan kembali pinjaman proyek pembangunan terminal penyimpanan bahan bakar di Kalimantan Timur.

Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Laba Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 75,0 juta di 3M-2022, dibandingkan dengan Rugi Bersih sebesar US$ 9,4 juta pada 3M-2021. Perseroan juga mencatatkan Laba Inti sebesar US$ 95,1 juta pada tahun 3M-2022, meningkat signifikan sebesar 638,8% dibandingkan US$ 12,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada 3M-2022, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai US$ 1.125,3 juta. Realisasi biaya modal (capital expenditure) pada 3M-2022 adalah sebesar US$ 4,4 juta, dimana US$ 1,1 juta diantaranya digunakan untuk Kideco, US$ 1,0 juta digunakan untuk Interport, dan US$ 0,3 juta digunakan untuk Indika Indonesia Resources. Pada 3M-2022, Perseroan juga melakukan investasi senilai US$ 36,1 juta, dimana US$ 22,0 juta diantaranya digunakan untuk proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan.

*) Laba (rugi) Inti didefinisikan sebagai laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk diluar keuntungan atau kerugian non-operasional serta pajak terkait dari: 1) perubahan nilai wajar utang kontijensi terkait akuisisi saham tambahan di Kideco; 2) amortisasi aset tidak berwujud Kideco dan MUTU; 3) dampak realisasi dan non-realisasi operasional Petrosea yang dihentikan serta keuntungan dari refloat Petrosea.

SEKILAS INDIKA ENERGY

PT Indika Energy Tbk. (“Indika Energy”) adalah perusahaan investasi terdiversifikasi terkemuka di Indonesia. Portofolio Indika Energy terdiri dari berbagai bisnis dengan peluang pertumbuhan yang kuat, termasuk Energi – produksi batubara: Kideco Jaya Agung (“Kideco”), Multi Tambang Jaya Utama (“MUTU”); perdagangan batubara: Indika Energy Trading; EPC kontraktor pertambangan: Petrosea; EPC minyak dan gas: Tripatra Engineers and Constructors and Tripatra Engineering (“Tripatra”); Logistik dan Infrastruktur - Interport Mandiri Utama (“Interport”); Mineral – pertambangan emas: Nusantara Resources Limited (“Nusantara”); Bisnis Hijau – energi terbarukan: Empat Mitra Indika Tenaga Surya (“EMITS”), kendaraan motor listrik: Electra Mobilitas Indonesia (“EMI”), solusi berbasis alam: Indika Multi Properti (“IMP”); Digital – jasa teknologi digital: Zebra Cross Teknologi (“ZebraX”), enterprise IT: Xapiens Teknologi Indonesia (“Xapiens”).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved