December
03
2022
     12:19

Anak Usaha Hutama Karya Menggeber Pembangunan Tol Trans Sumatra

Anak Usaha Hutama Karya Menggeber Pembangunan Tol Trans Sumatra
ILUSTRASI. PT Hutama Karya Infrastruktur telah menyelesaikan konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, anak usaha PT Hutama Karya (Persero) yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah menyelesaikan konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

Hingga kuartal ketiga 2022, HKI telah menyelesaikan pembangunan 60 kilometer (km) JTTS yakni Jalan Tol Binjai-Stabat (12 km), Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung (17 km), dan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang (31 km).

Seksi JTTS lain yang masih dikerjakan HKI antara lain Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II-IV (Stabat-Pangkalan Brandan) sepanjang 46 km dengan progres konstruksi 48.88% per Oktober 2022, lalu Tol Indralaya-Prabumulih (65 km) dengan progres konstruksi 84.80% per Oktober 2022, dan Tol Pekanbaru-Bangkinang STA 0+000 - 9+000 (9 km) dengan progres konstruksi 86.25% per Oktober 2022.

Menyambut tahun 2023, sebagai kontraktor pembangunan JTTS, HKI masih akan berfokus menyelesaikan ruas-ruas JTTS. Salah satu ruas yang diharapkan segera rampung konstruksinya adalah Tol Indralaya - Prabumulih yang diperkirakan akan selesai pada bulan Maret 2023.

Baca Juga: Setelah Tol Jagorawi, Gantry Tol Nirsentuh MLFF Akan Terpasang di Jalan Tol JORR S 

Tantangan menyelesaikan ruas-ruas JTTS ini pun bervariasi. Di proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II-IV, HKI harus menghadapi tantangan terkait anomali tanah, kontur yang ekstrem, dan curah hujan yang cukup tinggi. Sedangkan dalam proyek pembangunan Jalan Tol Indralaya Prabumulih, HKI harus mampu mengatasi tantangan terkait tanah rawa yang cukup panjang di daerah pembangunan jalan tol tersebut dan tanah lunak di ujung trase.

Strategi percepatan HKI untuk menyelesaikan proyek JTTS dari sisi sumber daya manusia yakni mengadakan program sekolah site operation manager (Sekan SOM) yang bertujuan meningkatkan pengetahuan personel SOM dari sisi teknis, manajerial, dan kepemimpinan. Selain itu, HKI juga akan menggelar short course di bidang kualitas dan material untuk personel proyek yang bertugas di lapangan.

Selain itu, HKI juga menerapkan sejumlah strategi di berbagai bidang dalam percepatan penyelesaian proyek JTTS. Di antaranya adalah pengadaan sumber daya yang tepat waktu dan efisien, menjaga kualitas produk akhir sesuai dengan standar mutu, dan pemanfaatan teknologi digital dalam konstruksi seperti BIM.

Baca Juga: Dua Ruas Jalan Tol Trans Sumatra Akan Beroperasi Tahun 2023

Untuk mempercepat proses penyelesaian di lapangan, HKI menerapkan sejumlah metode konstruksi dan teknologi khusus di proyek JTTS yang dikerjakan yakni penggunaan alat auto level MMGPS Topcon di proyek Tol Indralaya-Prabumulih Zona 6. Alat auto level MMGPS Topcon merupakan alat yang menggabungkan posisi Global Navigation Satellite System (GNSS) dengan teknologi pemancar laser dari Topcon untuk menghasilkan perkerasan jalan yang presisi pada mesin perkerasan jalan manapun.

Alat ini menjadi solusi pengaspalan berbasis 3D Topcon di mana MMGPS memberikan penghitungan posisi yang mulus dan akurat untuk aplikasi pengaspalan aspal dan beton. Manfaat penggunaan alat ini antara lain memberikan hasil pekerjaan dengan akurasi yang tepat sesuai gambar desain, menghindari pengulangan pekerjaan karena perbedaan desain dan hasil, dapat memonitor progress pekerjaan secara real time, memberikan perhitungan material yang akurat, mempercepat waktu pekerjaan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi mesin, serta mengurangi pekerjaan survey, stacking dan stringline.

Selain itu, HKI juga menggunakan electrical density gauge (EDG) pada proyek Tol Binjai - Pangkalan Brandan Zona 4. EDG adalah alat untuk mengukur kepadatan lapisan tanah. Umumnya, pengukuran kepadatan tanah secara manual menggunakan sand cone yang membutuhkan waktu kurang lebih 30-40 menit untuk satu titik pengujian.

Baca Juga: Hutama Karya Gaet Investor Turki untuk Bantu Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)

Dengan menggunakan EDG, maka HKI hanya membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit untuk satu titik pengujian. Dalam implementasinya, HKI masih tetap menggunakan sand cone di awal pengukuran untuk membuat soil model yang kemudian dilanjutkan menggunakan EDG untuk pengukuran di titik-titik selanjutnya. Dengan menggunakan EDG, pengukuran kepadatan lapisan tanah pun menjadi lebih cepat.

Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti mengatakan, di tahun 2022 HKI juga tengah membangun jembatan bentang panjang di proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II, yakni Jembatan Sei Wampu. "Dengan bentang 230 meter dan main span 130 meter tanpa penggunaan pilar di tengahnya, Jembatan Sei Wampu ini menjadi jembatan rangka baja terpanjang di JTTS saat ini,” ujar dia dalam keterangan resmi, Kamis (1/12).

Jembatan Sei Wampu termasuk dalam tipe jembatan Continuous Bridge Truss, di mana jembatan ini terdiri dari rangka yang menerus. Tumpuan jembatan sendiri berada di tengah bentang yang tidak terpisah. Dengan menggunakan baja yang sepenuhnya berwarna merah, Jembatan Sei Wampu akan menjadi ikon tersendiri di Sumatra Utara, khususnya di Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan.

Pengerjaan sejumlah ruas JTTS oleh HKI tentunya mendukung pencapaian target Hutama Karya dalam penyelesaian ruas JTTS. Terkait rencana kelanjutan kiprah HKI dalam pembangunan JTTS, menurut Aji Prasetyanti, HKI fokus pada beberapa ruas JTTS lanjutan yang rencananya akan mulai dibangun tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved