May
05
2024
     14:31

Potensi Dakwah di Media Sosial, Sejuk dan Bermanfaat

Potensi Dakwah di Media Sosial, Sejuk dan Bermanfaat
ILUSTRASI. Woman with smartphone is seen in front of displayed social media logos in this illustration taken, May 25, 2021.? REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan chip-in mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah dengan tema "Dakwah di Ruang Digital" pada Jumat (3/5/2024).

Kali ini hadir pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024 yang ahli di bidangnya untuk berbagai bidang antara lain Tim Pengurus Komite Publikasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Fiskal Purbawan, Dosen Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Mufid Masruhan, dan Influencer Dakwah Risyad Baya'sud.

Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

Banyaknya waktu yang dihabiskan orang Indonesia di internet dapat menjadi peluang penyebaran dakwah secara digital. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dakwah diartikan sebagai penyiaran agama dan pengembangannya di masyarakat, seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.

Risyad menjelaskan bahwa perintah penyebaran dakwah disampaikan dalam Surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung,”

Pada era digital, dakwah memiliki banyak bentuk saluran bisa dari teks atau buku digital, foto atau visual kreatif berbentuk meme atau infografis, video dari Instagram Reels atau Tiktok, podcast, live streaming serta aplikasi meeting seperti Zoom yang mempertemukan langsung jemaah dan pendakwah melalui ruang digital.

Setidaknya ada tiga pertimbangan memilih platform digital untuk penyebaran dakwah menurut Fiskal. Sebaiknya pertimbangkan citra dari media sosial tersebut dan karakteristik setiap platform, mengetahui target audiens, mempertimbangkan waktu dan sumber daya.

"Banyak platform yang bisa digunakan untuk berdakwah. Mari kita sebarkan kebaikan di dunia maya, untuk memberikan kebaikan dan kebermanfaatan untuk ke sesama dunia," kata Fiskal.

Komunikasi atau penggunaan bahasa juga berperan penting dalam dakwah di platform digital. Seperti yang disampaikan oleh Masruhan bahwa komunikasi sebaiknya lugas dan mudah dipahami, menarik dan kekinian, menyesuaikan target audiens, menjelaskan sumber dengan baik, dan tidak lupa untuk selalu santun, menghormati semua orang.

"Selain menggunakan bahasa yang santun, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam dakwah yang baik terutama menjaga niat yang lurus, menghargai perbedaan, menjadi teladan yang baik, siap menerima kritik dan saran, serta terbuka bekerja sama dengan komunitas," kata Masruhan.

Di samping itu, Masruhan menyampaikan ada beberapa hal yang sepatunya dihindari dalam dakwah karena dapat membawa efek negatif, seperti penggunaan bahasa kasar dan menyinggung pihak tertentu, bahasa yang provokatif dan diskriminatif.

Selanjutnya, saring dahulu materi dakwah agar terhindari dari hoaks dan konteks menyesatkan. Hindari pola pemilihan kata yang hiperbola seperti berlebihan dan bombastis. Paling penting, jangan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Risyad dalam kesempatan sama menyampaikan, berdakwah dengan media sosial merupakan sebuah inovasi. Namun demikian sebagaimana informasi yang banyak beredar di internet, tidak ada salahnya untuk teliti akan konteks dakwah yang disampaikan, dengar, dan pahami.  

Seperti yang disampaikan dalam Surat Al Hujurat Ayat 6, "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan satu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu,"

Saat berdakwah dengan media sosial, Risyad memberi tips untuk mulai dengan memahami kebutuhan umat dan tetapkan tujuan dengan jelas. Tidak lupa untuk perbanyak relasi dan silaturahmi serta banyak membaca untuk memperkaya ilmu dan lancar dalam penyampaian dakwah. Terakhir, Risyad mengatakan dakwah bisa dimulai dari yang terdekat dan bersabar untuk menjalani proses.

Masruhan menambahkan, dakwah melalui media digital juga butuh netiket atau etika dalam berinternet. Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital.

"Mari kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan, tetapi semua harus demi mengangkat derajat manusia. Etika ada karena kita adalah manusia," pungkas Masruhan.

Sebagai informasi, Chip-in Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo). Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website
literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

Baca Juga: Menyebarkan Kebajikan lewat Dakwah di Ruang Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved