May
22
2017
     11:34

Tiga Karya Penelitian Pelajar Indonesia Sabet Penghargaan Ajang Bergengsi Internasional

Tiga Karya Penelitian Pelajar Indonesia Sabet Penghargaan Ajang Bergengsi Internasional

Jakarta, 20 Mei 2017. Pelajar yang mendapat penghargaan utama (Grand Awards) adalah Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah. Dia mendapatkan penghargaan sebagai 4th Place Grand Awards on Category of Social and Behavioral Sciences. Judul karya penelitian dari Latifah adalah Neglected Children: Case Study of Public Attitudes toward Children with HIV AIDS in 6 (Six) Sub-Districts in Surakarta.

Latifah sendiri merupakan pemenang pertama Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-48 Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh LIPI. Selain mendapat penghargaan utama, dia juga memperoleh penghargaan sebagai Honorable Mentions from American Physiological Association.

Kemudian, pelajar lain yang mendapat penghargaan adalah dalam kategori Special Awards. Penghargaan tersebut diberikan kepada 3 pelajar dengan 2 karya penelitian. Pelajar ini adalah Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dengan karya penelitian Bamboo Forest as a Natural Levee of Pyroclastic Flows in Merapi Volcano. Dia mendapatkan penghargaan Special Awards, Third Place from American Geosciences Institute. Azizah sendiri merupakan pemenang pertama Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) LKIR Ke-48 Tahun 2016.

Sedangkan Special Awards lainnya diperoleh Bagus Putra dan Made Prasanta dari SMA Negeri Bali Mandara, Indonesia. Keduanya menerima Special Awards, Third Place from American Meteorological Society.  Karya penelitian mereka adalah Smart Digital Psychrometer for Forecasting Local Weather. Mereka merupakan pemenang Medali Emas Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi Bidang IPSK LIPI (yang juga Dewan Juri LKIR 2016) merasa senang dan bersyukur atas capaian gemilang para pelajar Indonesia tersebut. Dia berharap ke depan talenta-talenta peneliti muda ini dapat dikembangkan lebih baik lagi untuk menjadi peneliti masa depan Indonesia. “Kami berharap pula generasi muda semakin mencintai dunia penelitian, apalagi sudah ada contoh pelajar yang mampu berprestasi di tingkat internasional seperti sekarang,” tuturnya.

Untuk diketahui, ajang Intel ISEF kali ini melibatkan 1.778 pelajar dari 78 negara (koreksi dari siaran pers sebelumnya yang menyebutkan peserta sejumlah 1.800 pelajar dari 75 negara di dunia). Keikutsertaan LIPI dalam ajang ini dimulai sejak 2011.

Tahun ini, LIPI mengirimkan 5 karya penelitian, yang melibatkan 7 pelajar SMA sebagai finalis Intel ISEF, 2  pelajar SMA sebagai pengamat (observer) dan 1 siswa SMP yang juga merupakan perwakilan Indonesia di ajang Intel International Broadcom Master, yakni ajang pengenalan sains bagi remaja di bawah usia 15 tahun.

Delegasi Indonesia dari LIPI yang berangkat adalah pemenang terseleksi LKIR 2016, yakni Chyntia Silvi Yanti Hasan dan Zahratul Jannah dari SMAN 80 Jakarta melalui karya penelitian "Why does House Gecko (Cosymbotus platyurus) prefer living in our home?", Azizah Dewi Suryaningsih dari SMAN 1 Yogyakarta yang merupakan pemenang Special Awards, Shofi Latifah Nuha Anfaresi dan Intan Utami Putri dari SMAN 1 Sungailiat dengan karya Bangkasand: an effective Removal for Pb II in Tin Mining Area, Miranti Ayu Kamaratih dan Octiafani Isna Ariani dari SMA Al Hikmah Surabaya dengan karya A Novel of Red Dragon Fruit Peel Extract as Dye Sensitized Solar Cells Appkication, dan Latifah Maratun Sholikhah dari SMAN 1 Teras Boyolali yang merupakan pemenang Grand Awards. Sedangkan perwakilan Indonesia untuk ajang Intel International Broadcom Master adalah Maliya Finda Dwiutami dari SMP IT Al Qhudwah.

Selain itu, delegasi Indonesia juga diwakili oleh pemenang OPSI 2016. Para pelajar terseleksi dari pemenang OPSI ini adalah Najmuna Ratri Lakshita dan Sakina Yaumil Fitri dari SMAN 1 Yogyakarta dengan penelitian berjudul Scientific Wisdombehind Yogyakarya Palace's Sustainable Resilience to Natural Hazards,  Made Radikia Prasanta dan Bagus Putu Satria Suarima Putra dari SMA Negeri Bali Mandara yang merupakan pemenang Special Awards, serta Tri Ardiansa dari SMAN 3 Semarang dengan judul penelitian Novel Anti-Radiation Polypropylene-Eggshell Composite.

Para pelajar Indonesia dan seluruh peserta Intel ISEF memulai kompetisi sejak acara pembukaan pada Senin (15/5). Ajang Intel ISEF dibuka oleh Rosalind Hudnell (President Intel Foundation) dan Maya Ajmera (President and CEO Society for Science & the Public). Ajang ini juga melibatkan keynote speech Manu Prakash (Assistant Profeasor of Bioengineering Stanford University).

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved