December
07
2020
     13:43

PT Johnson & Johnson Indonesia Edukasi Masyarakat Awam Mengenai Penanganan Migraine

PT Johnson & Johnson Indonesia Edukasi Masyarakat Awam Mengenai Penanganan Migraine

Jakarta, 5 Desember 2020 – Sebagai bagian dari salah satu perusahaan perawatan kesehatan global, PT Johnson & Johnson Indonesia (selanjutnya disebut Johnson & Johnson Indonesia) kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai inisiatif yang dilakukannya.

Pada kesempatan kali ini, bersama dengan Rumah Sakit Permata Cibubur, Johnson & Johnson Indonesia mengadakan web-seminar (webinar) awam bertemakan “Penyebab Migraine dan Cara Pencegahannya”. Sebanyak kurang lebih 40 masyarakat awam turut hadir dan menjadi peserta dalam seminar yang dilakukan secara maya (virtual) tersebut. Selain itu, dr. Irawati Hawari, SpS juga turut hadir sebagai salah satu narasumber pada seminar tersebut.

Migrain adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami nyeri kepala yang terasa berdenyut. Namun, nyeri kepala tersebut dapat dikatakan sebagai migrain jika memiliki karakter sebagai berikut: dirasakan pada satu sisi kepala, berintensitas sedang (moderate) hingga berat, berdenyut (pulsating in quality), dan dapat memburuk akibat aktivitas fisik. Migrain paling sering dialami sejak pubertas dan semakin banyak menyerang dengan rentang usia 35 – 45 tahun.

Berdasarkan data dari Pescado Ruschel & De Jesus (2020), secara global, prevalensi migrain secara keseluruhan mencapai hingga 12% dari total populasi dan menduduki nomor dua tertinggi sebagai penyebab hendaya (disability).[2] Migrain  menjadi alasan tertinggi nomor 4 - 5 untuk kunjungan ke unit gawat darurat.2

Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia mengatakan,” Kami sadar bahwa banyak masyarakat yang telah merasakan atau menderita migrain, namun tidak tahu persis apa penyebab dan bagaimana penanganan yang tepat. Oleh karena itu, sebagai salah satu perusahan perawatan kesehatan, kami sadar bahwa penting untuk mengedukasi dan memberikan informasi yang tepat dan berkelanjutan kepada masyarakat mengenai migrain, sehingga kita dapat lebih sadar dan paham mengenai migrain, termasuk pencegahan dan penanganan migrain yang tepat.”

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari migrain, namun beberapa faktor yang  menjadi pemicu migrain adalah kondisi stress; makanan atau minuman yang dikonsumsi; bau (odor) tertentu; waktu makan yang tidak teratur; waktu tidur yang kurang ataupun lebih; aktivitas fisik atau olahraga tertentu atau berlebihan; suhu panas. Faktor pemicu lainnya yang sering terjadi pada wanita adalah terjadinya perubahan hormon, terutama saat menstruasi, ovulasi dan kehamilan.

dr. Irawati Hawari, SpS, Dokter Saraf, RS Permata Cibubur menjelaskan,”Serangan migrain dengan rasa nyeri yang mengganggu dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. Dalam hal ini, berbagai gejala yang dapat yang timbul dan dirasakan akibat migrain adalah mual, muntah, hipersensitif terhadap kebisingan (phonohobia), dan hipersensitif terhadap cahaya (photophobia). Namun sebagian penderita juga dapat mengalami gejala neurologi lainnya yang disebut sebagai aura, sebelum dan/atau selama serangan nyeri kepala. Dalam hal in contohnya adalah melihat garis – garis zigzag (visual aura) atau kesulitan untuk berbicara (speech aura).”

“Berbagai terapi atau tatalaksana untuk mengobati migrain dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu farmakologi (menggunaan obat – obatan) dan non-farmakologis. Tatalaksana dengan farmakologis dibagi atas dua kategori yaitu terapi abortif atau akut yang guna mengurangi atau menghentikan serangan yang sedang terjadi, dan terapi profilaksis atau preventif yang bertujuan mengurangi risiko berulangnya serangan, serta mengurangi hendaya (disability). Sementara tatalaksana secara non-farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah pola/gaya hidup dan melakukan intervensi medis secara khusus jika diperlukan, misalnya transcutaneous electrical stimulation,” tambah dr. Irawati.

Guna mencegah terjadinya migrain, penting bagi setiap orang untuk memperhatikan beberapa faktor yaitu dengan melakukan manajemen stress dengan teknik relaksasi atau yoga; menghindari konsumsi makanan dan/atau minuman yang dapat memicu migrain; memastikan pola makan yang teratur; menurunkan berat badan jika overweight/obese; dan mengatur pola tidur yang teratur dengan durasi yang cukup. Secara keseluruhan, mengubah pola hidup secara berkesinambungan merupakan kunci utama untuk pencegahan migrain.

Hingga saat ini dan selama pandemi berlangsung, Johnson & Johnson Indonesia telah melakukan rangkaian kegiatan edukasi sejak bulan April 2020. Dalam pelaksanaannya Johnson & Johnson Indonesia bekerjasama dengan beberapa mitra dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved