September
25
2020
     18:19

Mandiri Syariah Pertahankan Kinerja Positif di Masa Pandemi

Mandiri Syariah Pertahankan Kinerja Positif di Masa Pandemi

JAKARTA, 25 September 2020 - PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) berhasil mempertahankan kinerja positif meski pandemi Covid-19 belum mereda. Capaian ini terlihat dari tumbuhnya sejumlah indikator bisnis utama Mandiri Syariah seperti penyaluran pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK), dan raihan laba setelah pajak hingga akhir Agustus 2020.

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan, hingga penghujung Agustus 2020 laba bersih yang dihimpun perseroan tumbuh 26,58 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp957 miliar (unaudited). Selain itu, Mandiri Syariah juga berhasil meningkatkan pembiayaan hingga 6,18 persen yoy menjadi Rp76,66 triliun di periode yang samaI. Dimana pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52% menjadi Rp48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan.

Peningkatan laba bersih dan pembiayaan Mandiri Syariah ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 13,17 persen secara yoy menjadi Rp99,12 triliun per Agustus. Sementara itu, rasio non performing finance (NPF) perseroan berhasil ditekan 0,27 persen secara yoy menjadi 2,51 persen di periode yang sama.

“Hingga 31 Agustus 2020 juga restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Mandiri Syariah sudah mencakup 29 ribu nasabah dengan outstanding Rp7,1 triliun. Kami juga berhasil melakukan efisiensi dan bisa dilihat dari meningkatnya rasio dana murah atau CASA Mandiri Syariah per Agustus mencapai 59 persen dari total pendanaan,” ujar Toni dalam Media Workshop Literasi dan Inklusi Perbankan Syariah, yang diselenggarakan secara daring, Jumat (25/9/2020).

Menurut Toni, secara umum perbankan syariah berpotensi tumbuh dan berkembang meski tekanan menimpa ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah, khususnya Mandiri Syariah, sejak beberapa tahun terakhir.

Sejak 2017 lalu, pertumbuhan total aset perbankan syariah selalu berada di atas rata-rata kenaikan nilai aset perbankan konvensional dan nasional. Posisi terakhir, per Juni 2020 nilai aset perbankan syariah tumbuh 9,88 persen secara yoy. Pada saat yang sama, pertumbuhan aset perbankan konvensional dan nasional berturut-turut adalah 5,37 persen dan 5,63 persen secara yoy.

Tren yang sama juga terjadi dari sisi pembiayaan dan pendanaan. Pertumbuhan dua indikator ini pada industri perbankan syariah selalu melampaui angka yang diraih perbankan konvensional.

Tantangan dan Keunikan Perbankan Syariah untuk Umat

Meski berpotensi tumbuh pesat, sejumlah tantangan harus dijawab pelaku industri perbankan syariah saat ini. Salah satunya, perbankan syariah harus terus menggencarkan upaya meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat.

Toni yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) berkata, tantangan bagi pelaku perbankan syariah adalah meningkatkan rasio inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat. Secara konsep layanan yang ditawarkan perbankan syariah jelas berbeda dengan bank konvensional.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved