December
16
2020
     11:27

Jaga Kesehatan Saat Musim Penghujan & Sedia Asuransi Kesehatan

Jaga Kesehatan Saat Musim Penghujan & Sedia Asuransi Kesehatan

Akhirnya musim penghujan tiba. Ada yang menantikan, seperti petani demi mengairi sawahnya. Tetapi, bisa juga menimbulkan kekhawatiran karena ada beberapa penyakit yang penularannya meningkat saat musim penghujan. Hal ini mayoritas terjadi di kawasan padat penduduk dan yang kurang memperhatikan kebersihan.

Kuman mudah berkembang biak di lingkungan yang banyak tumpukan sampah, mudah terjadi genangan saat hujan dan pada daerah yang air selokan meluap akibat drainase yang buruk, juga jika sumber air telah terkontaminasi. Penyebaran kuman akan semakin meningkat di lingkungan rawan banjir dan dekat bantaran sungai karena ada beberapa penyakit yang menyebar melalui air terutama yang bersentuhan dengan air tercemar. Ditambah lagi jia kondisi tempat tinggal kurang terpapar sinar matahari dan rumah yang kurang ventilasi.

Saat musim penghujan, beberapa penyakit bisa menjadi wabah bahkan berpotensi menjadi endemi jika masyarakat mengabaikan kebersihan. Endemi merupakan masalah kesehatan berupa penyebaran penyakit di wilayah tertentu yang menetap dalam waktu lama. Section Head of Claim Sequis Yosef Fransiscus mengatakan pada musim penghujan ditambah banjir, sebaran penyakit flu, batuk, pilek, diare, Typus, Demam Berdarah, Malaria, Leptospirosis menjadi cukup tinggi. Penyakit-penyakit ini bisa menular jika kekebalan tubuh kita terganggu, yaitu saat suhu tubuh turun di bawah ambang ideal akibat kedinginan.

“Penularan penyakit-penyakit tersebut dapat terjadi dari airborne disease lewat udara, makanan, minuman yang mengandung virus, kuman, bakteri kemudian menyerang organ tubuh. Jika Anda tinggal di wilayah yang mudah tergenang air saat hujan dan rawan banjir sebaiknya tingkatkan kewaspadaan karena bisa terkena leptospirosis.Hal ini karena air sudah tercemar oleh hewan pembawa bakteri Leptospira interrogans, seperti tikus dan hewan ternak. Pada musim penghujan juga rawan spesies nyamuk Aedes aegypti, gigitannya dapat mengakibatkan penyakit DBD,” sebut dr. Yosef.

Pernyataan ini juga dipertegas oleh dokter spesialis penyakit dalam Dr. Yunita Maslim, Sp.PD RS Bethsaida Hospital Tangerang. Ia mengatakan jika terserang penyakit di atas, harus berobat dan jangan dibiarkan karena penyakit infeksi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, perdarahan, dehidrasi sebab minim asupan cairan dan terjadi perubahan pola nafas serta kesadaran. “Jika gejalanya ringan, masih bisa diobati dengan rawat jalan. Tetapi, jika tanda bahaya di atas muncul, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan pemberian obat-obatan melalui intravena (infus),” sebut dr. Yunita.

Selain lingkungan yang kotor, faktor lain yang dapat menyebabkan masuknya kuman dalam tubuh adalah kebiasaan apatis pada kesehatan. “Tidak rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan kebersihan yang buruk bisa memicu berbagai penyebaran penyakit, seperti Demam Berdarah, Demam Tifoid, Hepatitis A, Influenza, Diare akut akibat Rotavirus dan Leptospirosis (penyakit kencing tikus). Penyakit-penyakit tersebut tergolong penyakit menular yang ditularkan melalui serangga yang menyebarkan kuman, seperti nyamuk dan lalat. Anak-anak dan usia lanjut merupakan golongan yang sangat rentan pada penularan penyakit-penyakit tersebut. Namun, mereka yang berusia produktif dan bekerja akan menjadi berisiko jika mengonsumsi makanan di luar yang tidak higienis,” sebut dr. Yunita.

Tips Menjaga Kesehatan saat Musim Penghujan

Saat musim penghujan, masyarakat perlu menjaga sistem imunitas dengan cara memperbaiki pola hidup dan menjaga kebersihan. “Berolahraga adalah salah satu cara bijak untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan tidak mudah sakit. Selain itu, olahraga juga bermanfaat untuk mempertahankan fungsi jantung dan memperkuat otot yang berperan dalam mekanisme resistensi insulin. Anda bisa melakukannya ± 15-30 menit per hari dan dilakukan 4-5 kali seminggu, seperti jogging atau aerobik.  Saat pandemi sebaiknya berolahraga jauhi tempat ramai, lakukan seorang diri atau hanya bersama keluarga di sekitar rumah saja dengan tetap patuhi protokol kesehatan. Hal ini karena saat di luar rumah Anda berisiko terpapar dengan berbagai virus dan bakteri,” sebut dr. Yosef.

Sedangkan soal makanan, dr. Yosef menyarankan agar memprioritaskan makanan yang mengandung tinggi serat dan vitamin serta mineral. Perlu juga membatasi penggunaan minyak dan pemanis untuk mencegah sindrom metabolik. Hindari makanan pedas karena dapat meningkatkan asam lambung.

Jika akan menambah asupan vitamin, sebaiknya yang larut air, yaitu vitamin B dan C serta vitamin larut lemak berupa vitamin A, D, E dan K. “Khusus untuk vitamin D, dirasa penting saat pandemi karena membantu mempercepat penyembuhan saat terserang virus covid-19 melalui mekanisme regulasi sistem imun tubuh. Namun, untuk mencukupi kebutuhan vitamin D, kita perlu tahu "status vitamin D" dalam tubuh kita dengan cara melakukan pemeriksaan darah vena di lab untuk mengetahui kadar 25OHD dalam tubuh. Jika diketahui kadarnya adalah insufisiensi bahkan defisiensi (kadar 25OHD di bawah 30 ng/mL) maka berjemur saja tidak cukup, perlu ditambahkan konsumsi makanan tinggi vitamin D (ikan laut dalam, udang, juning telur, keju dan susu) serta suplementasi vitamin D,” imbuh dr. Yunita.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved