Jakarta, 16 April 2019 – Pada bulan Maret 2019, jumlah penumpang yang diangkut SIA Group (diukur dari pendapatan penumpang per kilometer) mengalami peningkatan sebesar 6,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, diikuti oleh pertumbuhan kapasitas (diukur dalam kursi yang tersedia per kilometer) sebesar 8,1%. Tingkat keterisian penumpang (PLF) mengalami penurunan sebesar 1,4 poin persentase menjadi 81,5%.

Tingkat keterisian penumpang Singapore Airlines mengalami penurunan sebesar 1,2 poin persentase menjadi 81,0%. Jumlah penumpang yang diangkut meningkat sebesar 6,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berlawanan dengan penambahan kapasitas sebesar 8,3%. Tingkat keterisian penumpang menurun pada seluruh wilayah / rute kecuali Asia Barat dan Afrika, disebabkan pergeseran libur Paskah dari akhir Maret pada tahun 2018 menjadi pertengahan April pada 2019, dan peningkatan kapasitas yang signifikan di wilayah Amerika. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan RASK (pendapatan per kursi yang tersedia – kilometer) dalam menghadapi persaingan di pasar-pasar utama.

Jumlah penumpang yang diangkut oleh SilkAir mengalami peningkatan sebesar 1,6%, berlawanan dengan penurunan kapasitas sebesar 1,9%. Penurunan kapasitas sebagian disebabkan oleh penarikan sementara armada Boeing 737 MAX 8 dari layanan. Tingkat keterisian penumpang mengalami peningkatan sebesar 2,6 poin persentasi menjadi 75,4%, di mana peningkatan terjadi pada seluruh wilayah penerbangan.

Scoot mencatat pertumbuhan jumlah penumpang yang diangkut sebesar 6,3%, berlawanan dengan pertumbuhan kapasitas sebesar 10,9%. Hal ini menyebabkan penurunan 3,7 poin persentase tingkat keterisian penumpang menjadi 85,5%. Tingkat keterisian penumpang mengalami peningkatan di wilayah Asia Barat, sedangkan wilayah Asia Timur dan wilayah lainnya mencatat penurunan dikarenakan lalu lintas penerbangan yang tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas.

Tingkat keterisian kargo menurun sebesar 2,2 poin persentase, sedangkan lalu lintas kargo (diukur dalam ton beban kargo - kilometer) menurun sebesar 0,4%, berlawanan dengan pertumbuhan kapasitas sebesar 3,2%. Tingkat keterisian kargo di seluruh wilayah tercatat mengalami penurunan.