Delapan Dinas Pendidikan di Indonesia Bangun Pendidikan Modern Bersama Microsoft
Jakarta, 1 Juli 2021 – Menyambut tantangan dan kesempatan yang muncul dari era pembelajaran hybrid, delapan Dinas Pendidikan dari Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Kaur, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Muna, Kota Balikpapan, Kota Kendari, dan Kota Samarinda menegaskan komitmennya untuk memodernisasi pendidikan di wilayah masing-masing.
Komitmen ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Microsoft di bidang pengadopsian Microsoft 365 for Education di seluruh sekolah yang ada di wilayah tersebut, pengembangan kompetensi digital tenaga pendidik yang ditunjuk oleh dinas pendidikan setempat, serta persiapan para guru dan siswa untuk mengikuti sertifikasi kompetensi teknologi berskala internasional.
“Transformasi sistem belajar mengajar bukan perkara mudah karena membutuhkan penerimaan dan keterlibatan dari seluruh pihak yang ada dalam sistem tersebut; mulai dari pendidik, peserta didik, orang tua, hingga institusi terkait. Kurangnya kesiapan satu pihak saja akan berdampak besar terhadap kesuksesan transformasi ini.
Melalui kerja sama delapan Dinas Pendidikan dengan Microsoft, saya berharap lebih dari 2.000 sekolah, 40.000 tenaga pengajar, dan 600.000 siswa di Indonesia yang berada dalam naungan delapan Dinas Pendidikan tersebut, akan lebih siap menyambut serta menjalankan tahun ajaran 2021/2022,“ ujar Norman Yoshua, Public Sector Director Microsoft Indonesia.
Kolaborasi Merajut Pendidikan Modern
Pengadopsian teknologi ini akan menata ulang konsep ruang kelas di masing-masing sekolah menjadi digital, sehingga mendukung digitalisasi sekolah yang merupakan bagian dari program Sekolah Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Melalui Microsoft 365 for Education, pendidik akan dapat menulis, menggambar, dan memberikan penekanan pada materi pembelajaran layaknya di papan tulis biasa melalui fitur Whiteboard. Mereka juga akan mampu menganalisis keterlibatan peserta didik di masing-masing mata pelajaran secara lebih komprehensif melalui fitur analitik.
Dengan demikian, pendidik dapat lebih memahami minat dan karakter para peserta didik, untuk membantu mendampingi serta mengarahkan tumbuh kembang mereka. Sementara dari sisi peserta didik, mereka akan dapat mengulang atau mengejar materi pembelajaran di waktu produktif mereka, sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, melalui fitur recording dan transcript.
“Kemampuan teknologi dalam membagi peserta didik ke dalam beberapa grup kecil untuk berdiskusi, mengerjakan suatu dokumen secara kolaboratif bersama teman sekelompok, memberikan tugas dengan sistem tagging dan tenggat waktu tertentu, serta mengajukan pertanyaan melalui kolom chat, juga akan mentransformasi seluruh sistem pembelajaran.
Sebab, kemampuan ini dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memilih sendiri cara belajar yang sesuai bagi mereka,” ujar Joko Setiyono, M.Kom, Fungsional Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. “Tidak ada satu sistem pembelajaran yang efektif untuk semua anak. Sebagai pendidik, tugas kami adalah untuk berinovasi, memaksimalkan fleksibilitas dan kemudahan yang dihadirkan teknologi, dalam memaksimalkan pengalaman belajar yang terpersonalisasi bagi para siswa,” lanjut Joko.