October
12
2024
     18:00

Yayasan Bakti Barito, KitaBisa dan Happy Heart Bangun Sekolah Terdampak Gempa Garut

Yayasan Bakti Barito, KitaBisa dan Happy Heart Bangun Sekolah Terdampak Gempa Garut
ILUSTRASI. Setelah gempa bumi dahsyat yang melanda Garut, berbagai kalangan masyarakat Indonesia bersama-sama membangun kembali dua sekolah yang terkena dampak, SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Upaya kolaboratif yang dipimpin oleh Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa ini bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah untuk kegiatan belajar mengajar yang aman bagi 220 siswa.Sumber: Bakti Barito

Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah gempa bumi dahsyat yang melanda Garut, Jawa Barat, berbagai kalangan masyarakat Indonesia bersama-sama membangun kawasan tersebut. Salah satunya SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Upaya yang dipimpin Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa ini bertujuan memperbaiki infrastruktur sekolah untuk kegiatan belajar mengajar yang aman bagi 220 siswa. Pembangunan kembali ini diproyeksikan akan selesai dalam di akhir tahun.

Gempa bumi di Garut memiliki dampak yang cukup besar di kedua sekolah tersebut, sehingga perlu dukungan untuk pembangunan kembali. Menurut sebuah studi tentang dampak bencana gempa bumi terhadap sektor pendidikan, gempa bumi Jawa yang terjadi pada tahun 2006 telah menyebabkan kemunduran yang signifikan.

Para siswa yang terkena dampak kehilangan hampir satu tahun masa sekolah. Mereka memiliki kemungkinan 10%-11% lebih kecil untuk menyelesaikan wajib belajar. Langkah-langkah penanggulangan perlu untuk memitigasi dampak yang lebih besar di sektor pendidikan.

Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia dan Kitabisa bekerjasama dalam kampanye yang menargetkan penggalangan dana sebesar Rp 1,4 miliar untuk membiayai rekonstruksi kedua sekolah yang terkena dampak gempa bumi ini. Dana tersebut untuk pembangunan gedung sekolah baru, menggunakan bahan bangunan tahan gempa.

Baca Juga: Indonesia Ada di Ring of Fire, GEGI Menilai Pasar Asuransi Gempa Bumi Masih Besar

Bahan bangunan menggunakan antara lain, batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton yang juga akan mengurangi sekitar 22 ton emisi karbon. Selain itu, Yayasan Bakti Barito juga memimpin kampanye aktivasi digital Kitabisa untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan kembali ini.

"Dengan melibatkan masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan memanfaatkan platform kami, kami bertujuan untuk membangun kembali sekolah-sekolah ini yang berdasarkan pada ketahanan dan keberlanjutan,” ujar Edo Irfandi, Direktur Kitabisa.org, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (11/10).

Fifi Pangestu, Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito menjelaskan,memiliki prioritas untuk segera memulihkan lingkungan belajar yang aman bagi para siswa, "Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh. Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut," terang Fifi.

"Dengan menggunakan batu bata plastik daur ulang, kami membangun kembali dengan lebih baik dan menetapkan tolok ukur baru untuk upaya pemulihan bencana di masa depan,” kata Sylvia Beiwinkler, CEO Happy Hearts Indonesia.

Selanjutnya: Pengawasan Khusus OJK Terhadap 15 Dana Pensiun: Dua Dalam Proses Pembubaran

Menarik Dibaca: 5 Jenis Bentuk Dahi Ini Bisa Menunjukkan Karakter Kepribadian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved