May
12
2023
     19:01

Walk For Autism : Memperjuangkan Hak untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Walk For Autism : Memperjuangkan Hak untuk Anak Berkebutuhan Khusus
ILUSTRASI. Ki-ka: Juliana Cen (Project Lead Walk for Autism Campaign), Chrisdina Wempi (Director of LSCAA & LSBA), Tina Maladi (founder PSLC) & Dr Hemasari Dharmabum i(Wakil Ketua Perempuan Tangguh Indonesia).

Sumber: Indian Express | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JCI Nusantara, JCI Jakarta, JCI East Java, Yayasan Indriya, LSPR Institute of Communication & Business (LSPR Institute), London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), Prana Satya Learning Center, Kouji Genki Project, Perempuan Tangguh Indonesia, dan didukung oleh komunitas disabilitas lainnya mengadakan Walk for Autism pada Hari Minggu, 14 Mei 2023. Rute jalanan bermula dari Gedung Kampus LSPR Sudirman Park - Area Sudirman dan kembali ke Gedung Kampus LSPR.

Kegiatan ini dilaksanakan karena didasari masih banyak isu sosial di tengah masyarakat, yang mengesampingkan kepentingan hak anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti kasus bullying, pelecehan seksual, penolakan, kekerasan pada anak dan diskriminasi sosial, adanya limitasi akses pendidikan dan kesempatan pekerjaan yang sama.

Melalui kegiatan ini secara konsisten untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat umum terhadap tumbuh kembang Anak Berkebutuhan Khusus dengan cara memahami, menerima, dan memberikan tempat yang layak serta kesempatan yang sama kepada ABK.

Pada Press Conference, turut mengundang beberapa perwakilan asosiasi dan komunitas, yaitu Ibu Juliana Cen selaku Project lead Walk for Autism Campaign dan Partner Development Team Lead Microsoft Indonesia, Ibu Dina selaku Director of LSCAA & LSBA, dan Dr. Hemasari Dharmabumi selaku Wakil Ketua Perempuan Tangguh Indonesia.

Juliana Cen yang juga merupakan seorang asperger dan ibu dengan anak kembar autis menyampaikan, "Acara ini diselenggarakan untuk mendukung presensi para penyandang autisme dan disabilitas lainnya.

Kami percaya, ketika diberikan kesempatan yang sama, penyandang autisme dan disabilitas akan mampu menyalurkan kelebihannya masing-masing untuk mendorong semakin banyak inovasi.

Suatu inovasi yang betul-betul menghargai perbedaan, merangkul keberagaman, dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat luas secara inklusif. Sebagaimana acara ini berhasil terwujud berkat kolaborasi begitu banyak pihak -mulai dari institusi pendidikan, perusahaan, komunitas, hingga individu-, kami mengajak semakin banyak elemen masyarakat untuk bersatu karya, membangun masyarakat yang semakin peduli dan inklusif.

Ini bukan tentang kita, dia, atau mereka sebagai individu, tetapi tentang kita sebagai satu kesatuan masyarakat. When there is no door for us, let's build our own doors."

Chrisdina selaku Direktur London School Centre for Autism Awareness dan London School Beyond Academy menyampaikan terkait kesadaran autisme dapat terbentuk jika seluruh lini masyarakat bekerjasama " Perlu kerjasama dari semua bidang untuk dapat memberikan peluang individu autistik untuk menjadi bagian dari lingkungan sosial. Bertambahnya tahun menunjukan semakin banyak gerakan dengan tujuan yang sama yaitu membangun masyarakat inklusif"

Myra Winarko, Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia menyampaikan, "Melalui “Walk for Autism”, Perempuan Tangguh Indonesia bersama berbagai lapisan masyarakat yang peduli mendukung upaya  pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas agar dapat berpartisipasi penuh secara ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya. Sehingga mereka dapat menikmati semua hak yang telah dijamin oleh UU".

Selain itu, Tina Maladi sebagai Orang tua remaja Autistik & Founder PSLC & Kids Yoga Jakarta juga menyampaikan pentingnya penerimaan orangtua dalam memiliki anak berkebutuhan khusus. Orang tua merupakan pondasi utama. Sebelum berharap dan menyuarakan kesadaran autisme untuk masyarakat, maka perlu dipastikan orangtua menerima dan mendukung kehadiran buah hati.

"Sebagai orang tua dari anak autistik, saya mau share tips buat orang tua yang anaknya baru terdiagnosa Autism Spectrum Disorder. Biasanya ada rasa marah, sedih, denial dan itu boleh-boleh saja karena kita kan manusia biasa.

Yang penting  jangan terlalu lama karena kita akan kehilangan waktu untuk early intervention. Timbulkan rasa ingin tahu terhadap perilaku dan kondisi anak. Sehingga kita belajar mengerti tentang kondisi Autism Spectrum Disorder. " Tina Maladi sebagai Orang tua remaja Autistik & Founder PSLC & Kids Yoga Jakarta

Progam Walk for Autism Jakarta 2023 ini juga didukung : PT. Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia, PT. Panasonic Gobel Indonesia, PT. Gobel Internasional, PT Panasonic Manufacturing Indonesia, PT. Impack Pratama, PT. Jaya Obayashi, BCA Digital, PT. Microsoft Indonesia, Rekosistem, Pocari Sweat ,  Biro Oktroi Roosseno, Zally Zarras, MSalman Gallery, Hotel R suites,Ikatan Terapis Wicara Indonesia,  Pwrhimpunan fisioterapi anak Indonesia (PFAI DKi Jakarta Depok), Enreach behavioral services dan Terartai. Acara juga turut dimeriahkan oleh Prof. Dr. H. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. (Kak Seto).

Baca Juga: 3 Kategori Anak Berkebutuhan Khusus dan Contohnya yang Perlu Diketahui Orangtua

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved