Transformasi Hijau dan Efisiensi Biaya, SCG Siapkan Target Strategis
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Pemimpin bisnis regional SCG melaporkan kinerja Q3 dan 9M/2024, dengan fokus pada efisiensi biaya dan investasi hijau yang berkelanjutan. SCG menetapkan beberapa target strategis utama: 1) Pengurangan biaya operasional sebesar 144 juta USD hingga 2025, 2) Penurunan modal kerja sebesar 287 juta USD pada Q1/2025, 3) Penghentian operasional bisnis yang tidak menguntungkan, dan 4) Divestasi aset. Perusahaan juga meningkatkan efisiensi produksi dan mempercepat penggunaan bahan bakar alternatif, dengan target mencapai 50% di pabrik semen di Thailand.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, SCG meningkatkan fleksibilitas operasional di Vietnam dengan investasi tambahan sebesar 700 juta USD untuk menggunakan etana, yang akan mengurangi biaya bahan baku; proyek ini diharapkan selesai pada 2027. Di Indonesia, SCG melalui SCG (SCG Packaging) memperkuat posisinya dengan meningkatkan kepemilikan di PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper), salah satu produsen kertas kemasan terbesar di Indonesia, menjadi 99,72%. SCG juga mempercepat pengembangan dan ekspor Semen Rendah Karbon serta polimer ramah lingkungan yang memiliki permintaan tinggi. Pasar ASEAN terus bertumbuh, sejalan dengan pendekatan Inclusive Green Growth yang mendukung pertumbuhan hijau inklusif.
Hasil Operasi SCG
Thammasak Sethaudom, Presiden dan CEO SCG, mengungkapkan bahwa pendapatan SCG untuk periode 9M/2024 mencapai 10,655 miliar USD (Rp168,3 triliun), didorong oleh volume penjualan dari SCGC (SCG Chemicals) dan SCGP (SCG Packaging). EBITDA tercatat sebesar 1,1 miliar USD (Rp17,1 triliun), turun 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih tercatat sebesar 192 juta USD (Rp3 triliun), turun 75% karena biaya operasional untuk proyek Long Son Petrochemicals (LSP), penurunan harga produk kimia, dan berkurangnya keuntungan dari afiliasi.
Di Q3/2024, pendapatan mencapai 3,7 miliar USD (Rp58,3 triliun), dengan EBITDA sebesar 284 juta USD (Rp4,5 triliun) dan laba sebesar 21 juta USD (Rp327,7 miliar), menurun 81% dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama akibat dampak nilai tukar Baht, penyesuaian harga inventori, dan penurunan pendapatan dari afiliasi.
Per September 2024, total aset SCG mencapai 26,8 miliar USD (Rp404 triliun). Dari jumlah tersebut, total aset SCG di ASEAN (selain Thailand) adalah 12 miliar USD (Rp180,3 triliun) dengan total aset Indonesia mencapai 3,3 miliar USD (Rp49,3 triliun) atau 12% dari aset konsolidasi SCG di semua negara.
Untuk SCG di Indonesia, perusahaan melaporkan Pendapatan dari Penjualan untuk periode 9M/2024 sebesar 835 juta USD (Rp13,2 miliar), yang mencatat peningkatan tahunan sebesar 13%, terutama didorong oleh ekspor dari SCG Chemicals (SCGC).
SCG mengantisipasi pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 3% meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi global, penurunan berkelanjutan di industri petrokimia global, konflik Timur Tengah, persaingan produk Tiongkok di pasar domestik, dan fluktuasi Baht. Kondisi ini mendorong SCG untuk menjalankan bisnis dengan lebih hati-hati. SCG berfokus pada pemangkasan biaya, seperti penghentian bisnis yang kurang menguntungkan dan divestasi aset, serta meningkatkan efisiensi produksi dengan memperluas penggunaan bahan bakar alternatif di pabrik semen di Thailand.
Inisiatif Jangka Panjang dan Pertumbuhan Pasar ASEAN
Dalam jangka panjang, SCG memanfaatkan peluang bisnis hijau dengan mempercepat investasi dalam proyek etana di LSP guna mengurangi biaya bahan baku dan emisi karbon di industri petrokimia global. SCG juga mengembangkan inovasi hijau seperti Semen Rendah Karbon Generasi 2 dan polimer ramah lingkungan di bawah merek SCGC GREEN POLYMER™.
Di sektor semen dan bahan bangunan, bisnis SCG terus berkembang didukung percepatan anggaran infrastruktur oleh pemerintah. SCG Cement and Green Solutions berinovasi dalam teknologi konstruksi, khususnya cetak 3D, melalui kerja sama dengan Samsung E&A dari Korea Selatan, untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah konstruksi. Ekspansi Mitra10 di Indonesia juga terus berlanjut dengan pembukaan dua cabang baru di Jababeka dan Samarinda, dan rencana pembukaan empat cabang tambahan pada 2024 menuju target 100 cabang di tahun 2030.
Kontribusi SCG dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
SCG memperkuat posisi regionalnya di Indonesia sebagai pasar potensial dengan pertumbuhan konsumsi domestik dan investasi asing yang stabil. Baru-baru ini, SCGP (SCG Packaging) meningkatkan kepemilikan di PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper), salah satu produsen kertas kemasan terbesar di Indonesia, menjadi 99,72%. Di samping itu, SCG berkomitmen menjadi solusi pembangunan hijau di Indonesia dengan menyediakan berbagai material bangunan ramah lingkungan bersertifikasi, termasuk Reinforced Concrete Jacking Pipe atau Beton Pracetak & Pratekan produksi PT SCG Pipe and Precast Indonesia yang baru-baru ini meraih predikat Gold dari Green Product Council Indonesia (GPCI).
Dalam perjalanannya menjadi pemimpin bisnis terkemuka, SCG gigih mengupayakan kesejahteraan masyarakat sebagai komitmennya atas pembangunan berkelanjutan inklusif. SCG kembali menyalurkan beasiswa SCG Sharing the Dream kepada 400 siswa SMA/sederajat dan 10 mahasiswa S1. Sejak 2012, program ini telah menyalurkan beasiswa kepada 4.460 pelajar di Indonesia.
Beasiswa ini merupakan kontribusi SCG terhadap pencapaian Visi Indonesia Emas 2045, khususnya pada pilar “Pembangunan Manusia dan Penguasaan Iptek”. SCG aktif berupaya membuka akses pendidikan dan membentuk generasi muda berpola pikir lingkungan yang menjadi tema program beasiswa tahun ini, “Green Generation”. Acara penganugerahan beasiswa berlangsung di Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta pada 30 Agustus lalu.
Perbincangan yang menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang akan mendorong keberlanjutan dan dekarbonisasi di Indonesia perlu terus digulirkan. SCG konsisten menggelar konferensi tahunan ESG SYMPOSIUM untuk menyatukan pembuat kebijakan, pemimpin industri, inovator, dan masyarakat dalam dialog yang merumuskan visi dan misi keberlanjutan.
Tahun ini, ESG SYMPOSIUM akan kembali diselenggarakan di Indonesia dengan tema “ESG SYMPOSIUM 2024 INDONESIA: INCLUSIVE GREEN GROWTH FOR GOLDEN INDONESIA”, mempertemukan wawasan dan gagasan dari sektor swasta, pemerintah, start-up, pemuda, dan masyarakat demi menyelaraskan aspirasi mewujudkan Pertumbuhan Hijau Inklusif (Inclusive Green Growth) menuju Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur, sebagaimana yang menjadi sasaran visi Indonesia Emas 2045. ESG SYMPOSIUM 2024 INDONESIA akan dilangsungkan di The St. Regis Jakarta, 19 November mendatang.
Tentang SCG
SCG merupakan salah satu pemimpin bisnis terkemuka di kawasan ASEAN dengan lini bisnis utama; Cement & Green Solutions, Smart Living, Decor, Distribution & Retail, Packaging, Chemicals, Cleanergy (Clean Energy), Logistics, Deep Technology & Digital, dan Investment. SCG berupaya menjawab kebutuhan yang beragam dari pelanggan melalui kemitraan kolaboratif dan pengembangan produk, layanan, dan solusi yang inovatif.
SCG memulai operasi bisnis di Indonesia sejak 1992 dengan membuka perdagangan dan secara bertahap mengembangkan investasinya dalam bisnis yang berbeda pada industri semen, bahan bangunan, bahan kimia, dan kemasan. Hingga hari ini, SCG memiliki total 37 perusahaan di seluruh Indonesia dengan lebih dari 7.000 karyawan.
Baca Juga: SCG Dorong Transformasi Bisnis di Indonesia,Tegaskan Capai Pertumbuhan Hijau Inklusif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News