Sistem Sanitasi Lingkungan yang Sehat Langkah Awal Cegah Pandemi
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Sistem sanitasi yang baik dan terawat memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya pandemi atau wabah. Menurut Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono, pandemi Black Death atau penyakit pes, yang dibawa oleh kutu tikus pada tahun 1347 hingga 1352 dan menewaskan jutaan orang di Eropa, Asia, dan Afrika Utara, disebabkan oleh sanitasi yang buruk.
“Jadi, kalau kita tidak ingin pandemi Black Death itu terulang, kita harus memperbaiki sanitasi yang ada di masyarakat,” ujar Wamenkes Prof. Dante saat memberikan sambutan pada gelaran pemberian Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Pelabuhan Bandar Udara Sehat, dan Keamanan Pangan Olahan Siap Saji Tahun 2024 yang berlangsung di Hotel The St. Regis Jakarta, Selasa (10/12).
Mengutip Yuval Noah Harari dalam buku “Homo Deus”, Wamenkes Prof. Dante menyatakan, kematian pada sejarah umat manusia disebabkan oleh tiga hal, yaitu kelaparan, wabah, dan perang. Dari tiga hal itu, wabah penyakit dapat dicegah dengan sanitasi sehat.
“Ternyata, jumlah angka kematian akibat wabah sama dengan jumlah angka kematian akibat perang. Bahkan, lebih cepat lagi,” tambah Wamenkes Prof. Dante.
Wamenkes menegaskan, gerakan sanitasi sehat bukan gerakan individu, tetapi merupakan gerakan masyarakat bersama dan upaya multisektor yang melibatkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kementerian Dalam Negeri.
“Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi dari pemerintah bagi bapak ibu atas komitmen dan kerja keras pemerintah daerah, pelaku usaha, serta penyelenggara fasilitas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Wamenkes Prof. Dante.
Wamenkes Prof Dante menilai bahwa penghargaan ini juga harus dapat menghasilkan keluaran yang terukur. Wamenkes menginginkan hasil dari perbaikan sanitasi harus disertai dengan penurunan angka penyakit menular.
“Nanti tahun depan, saya pesan kepada Dirjen P2P untuk melaksanakan kegiatan penilaian outcome-nya setelah sanitasi ini diperbaiki, apakah angka diarenya turun, angka penyakit menularnya turun, dan sebagainya,” ujar Wamenkes Prof. Dante.
Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI Anas Ma’ruf menyatakan, penghargaan ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam mencapai pembangunan kesehatan berkelanjutan di bidang kesehatan lingkungan, yang selaras dengan RPJMN dan SDG’s 2030
“Tentunya juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik itu pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten kota, hingga tingkat terkecil, yaitu desa dan kelurahan,” lanjut Direktur Anas.
Direktur Anas menambahkan, penghargaan STBM diberikan melalui proses seleksi yang ketat. Tahapannya mencakup verifikasi dokumen, survei lapangan, dan pleno penetapan oleh tim lintas kementerian, lembaga, serta mitra pembangunan.
STBM Awards diberikan kepada 1 gubernur yang telah berhasil menyelesaikan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) di seluruh wilayahnya yaitu gubernur Jawa Tengah. Penghargaan juga diberikan kepada 42 kabupaten/kota yang pada 2024 telah mencapai keberhasilan dalam perubahan perilaku masyarakat untuk menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan tiga kategori, yakni pratama, madya, dan paripurna. Rinciannya, kategori pratama sebanyak 23 kabupaten/kota, kategori madya sebanyak 15 kabupaten/kota, dan kategori paripurna sebanyak 4 kabupaten/kota.
Kedua, penghargaan pelabuhan dan bandara sehat diberikan kepada 30 pelabuhan dan 26 bandar udara yang telah mencapai keberhasilan menyelenggarakan kesehatan lingkungan dengan indikasi aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Ketiga, penghargaan program keamanan pangan olahan siap saji diberikan kepada 2 provinsi pembina terbaik dan 10 kabupaten/kota yang telah melakukan upaya percepatan dalam rangka untuk penciptaan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) dan label Hygiene Sanitasi Pangan (HSP).
Mengutip gagasan James Clear dalam “Atomic Habits”, Wamenkes Prof. Dante menyatakan, kebiasan-kebiasan kecil dalam bidang sanitasi lingkungan dapat memberikan dampak yang besar bagi kesehatan seperti mencegah terjadinya pandemi. Wamenkes Prof. Dante mengajak seluruh masyarakat menjaga kebiasaan kecil agar menimbulkan dampak yang besar, yaitu kesehatan yang paripurna.
“Kebiasaan-kebiasan sehat menjadi momentum yang berharga jika ingin mencapai tujuan kesehatan yang paripurna,” ujar Wamenkes Prof. Dante.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Berikan Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Selanjutnya: Brantas Abipraya Bangun Bendungan Sidan, Siapkan Air Baku 1.750 liter/detik di Bali
Menarik Dibaca: 4 Tips Kesehatan untuk Para Ibu agar Tetap Bugar, Terapkan ya Moms
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News