June
10
2022
     18:16

Sebanyak 35 Dinas Kesehatan di Jateng Dukung Penggunaan Obat Modern Asli Indonesia

Sebanyak 35 Dinas Kesehatan di Jateng Dukung Penggunaan Obat Modern Asli Indonesia
ILUSTRASI. Kadinkes Prov Jateng Yunita Diah Suminar, Sekda Prov Jateng Sumarno & Corporate Affairs Director Dexa Group Krestijanto Pandji selepas acara Pencanangan Jamu, OHT, Fitofarmaka & Sumber Pangan Lokal di RSUD Bung Karno, Surakarta, Kamis, 9 Juni 2022.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Sebanyak 35 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dengan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk belanja kesehatan produk Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Hal ini dilakukan selain sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) No 2 Tahun 2022 juga karena obat-obatan herbal baik yang masih diolah secara tradisional maupun tersaintifikasi semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Komitmen dan dukungan dari 35 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo di acara “Pencanangan Jamu Fitofarmaka dan Sumber Pangan Lokal” di RSUD Bung Karno, Surakarta, Kamis, 9 Juni 2022.

Dalam acara tersebut turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Ibu Yunita Dyah Suminar, Corporate Affairs Director Dexa Group Bapak Krestijanto Pandji, Komisaris PT Ferron Par Pharmaceuticals Bapak Roy Ibrahim, dan Head of Corporate Communications Dexa Group Bapak Sonny Himawan.

Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Bapak Sumarno menyampaikan bahwa obat dari bahan alam merupakan warisan budaya Indonesia. Ia ingin penggunaan obat dari bahan alam semakin dikenal oleh masyarakat untuk meningkatkan kesehatan.

"Obat-obat itu bagaimana kita bisa berdikari, berdikari dengan sumber daya di Indonesia sendiri. Apabila obat-obat masuk ke fitofarmaka dan bisa diresepkan di rumah sakit atau puskesmas ini bisa mensubstitusi yang selama ini banyak diimpor," kata Bapak Ganjar seperti dituturkan Bapak Sumarno.

Pada kesempatan yang sama, Corporate Affairs Director Dexa Group, Bapak Krestijanto Pandji menyampaikan bahwa Dexa Group sangat berkomitmen mendukung kemandirian farmasi melalui penelitian dan pengembangan obat berbahan alam asli Indonesia menjadi produk OMAI. Produk OMAI merupakan produk berbahan alam yang diperoleh dari Indonesia dan diteliti secara saintifik. OMAI sendiri terdiri dari obat-obatan herbal berstatus Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka atau obat herbal yang telah teruji klinis (pengujian kepada manusia).

“Saat ini Dexa Group berkontribusi dengan memiliki 4 OMAI fitofarmaka dari 6 terapeutik area. Empat obat-obatan fitofarmaka Dexa Group tersebut Stimuno (imunomodulator), Inlacin (antidiabetes), Redacid (mengatasi tukak lambung), dan Disolf (pelancar sirkulasi darah). Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, OMAI produksi Dexa Group juga telah diekspor ke beberapa negara di ASEAN, Afrika, dan Amerika,” kata Bapak Krestijanto.

Melalui dukungan belanja kesehatan produk OMAI oleh pemerintah daerah di Jawa Tengah, menurut Bapak Krestijanto, tidak hanya memberikan dorongan terhadap inovasi obat-obatan khususnya fitofarmaka, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Apabila ini terus didukung, maka kemandirian farmasi Indonesia dapat terwujud.

Sebagai informasi, beberapa bahan baku OMAI fitofarmaka diperoleh dari beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah. Seperti tanaman meniran untuk bahan baku STIMUNO diperoleh di daerah Klaten, Sragen, dan Blora. Selain itu daun bungur yang digunakan sebagai bahan baku Inlacin diperoleh dari petani di daerah Sragen, Karanganyar, Kendal, Temanggung, dan Wonogiri.

Sementara itu menurut Dirjen Farmalkes Kemenkes, Ibu Lucia Rizka Andalucia, Kementerian Kesehatan sangat mendorong pemanfaatan obat-obatan tradisional karenanya beberapa waktu lalu diluncurkan Formularium Fitofarmaka yang bertujuan agar penggunaan obat Fitofarmaka dan Obat Herbal Terstandar (OHT) yang lebih terarah dan memiliki rambu-rambu.

“Dengan berbagai kerja sama dan upaya upaya yang kita lakukan kita akan mendorong penggunaan obat asli Indonesia baik dari regulasi, penerbitan standar, pedoman dan juga pengawalan agar khasiatnya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap Ibu Rizka saat peluncuran Formularium Fitofarmaka beberapa waktu lalu.

Dukungan pemerintah melalui Kemenkes untuk mendorong penggunaan Fitofarmaka adalah dengan meluncurkan Formularium Fitofarmaka pada akhir Mei 2022. Dengan adanya formularium ini, fasilitas kesehatan dapat menggunakan Fitofarmaka untuk diresepkan kepada pasien.

Penggunaan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) juga telah dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan formal di wilayah Dinas Kesehatan Kota Semarang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr Mochamad Abdul Hakam, Puskesmas di wilayahnya sudah menggunakan obat berbahan alam untuk diresepkan ke pasien.

"Kami sangat mendukung penggunaan obat herbal baik fitofarmaka, Obat Herbal Terstandar dan jamu untuk pelayanan kesehatan dasar di puskesmas," ungkap dr Hakam dalam Simposium Fitofarmaka beberapa waktu lalu.

Ia juga menyampaikan bahwa kota Semarang telah mengalokasikan 11,98% dana dari DAK dan APBD untuk pengadaan obat herbal. Untuk mendorong penggunaan obat-obatan herbal dalam negeri, pihaknya memiliki tim perencanaan obat terpadu di tingkat puskesmas, yang bertugas menggolongkan penggunaan fitofarmaka, OHT, dan jamu dengan izin edar yang masih berlaku.

Tentang Dexa Group

Dexa Group adalah kelompok perusahaan farmasi Nasional berbasis riset yang berdiri pada 27 September 1969. Dalam kelompok Dexa Group terdapat beberapa PT yang bergerak di sektor farmasi di antaranya PT Dexa Medica, PT Ferron Par Pharmaceuticals, PT Fonko International Pharmaceuticals, dan PT Beta Pharmacon.

Mengawali ekspor produk farmasi hasil karya saintis Indonesia pada tahun 1993, kini Dexa Group telah mengekspor produk farmasi ke 4 benua, yakni di Afrika, Amerika, Asia, dan Eropa. Terkait kegiatan ekspor produk farmasi ini, Dexa Group menjadi pionir produsen farmasi Indonesia yang merambah Inggris dan berhasil meraih Primaniyarta Award dari pemerintah pada tahun 2005, 2018, 2019, dan 2021.

Sejak 2005, Dexa Group melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences telah melakukan penelitian memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai bahan bioaktif untuk dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) yang telah melalui uji pra-klinis hingga Fitofarmaka yang telah teruji klinis. OHT dan Fitofarmaka kini lebih dikenal dengan nama Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved