SCG Menegaskan Kekuatan Korporat Mengoptimalkan Peluang Pemulihan Ekonomi Regional
Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Jakarta, 7 Februari 2025 SCG, selaku pemimpin bisnis regional, mencatat nilai Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA sebesar Rp24,13 triliun (1.528 juta USD), didorong oleh pengelolaan biaya yang ketat, percepatan pengiriman High-Value Added Products & Services (HVA), serta pengurangan modal kerja secara berkelanjutan, investasi pada proyek-proyek dengan imbal hasil tinggi dan cepat, ditambah dengan utang yang mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Yakin dengan kesehatan keuangan yang kuat, SCG berada dalam posisi yang strategis untuk mengoptimalkan peluang dari pemulihan ekonomi regional di tahun 2025.
Hasil Operasi SCG pada tahun 2024
Thammasak Sethaudom, Presiden dan CEO SCG, mengatakan bahwa pada tahun 2024, SCG berhasil mengelola EBITDA secara efektif, mencapai Rp24,13 triliun (1.528 juta USD), setara dengan tingkat pada tahun 2023. Hal ini didorong oleh adaptasi SCG terhadap berbagai tantangan, termasuk perlambatan siklus petrochemical, ketegangan geopolitik, fluktuasi biaya energi, serta suku bunga yang tinggi. Meskipun perusahaan dihadang dengan berbagai tantangan tersebut, SCG tetap mampu menjaga kekuatan finansialnya serta memastikan imbal hasil yang berkelanjutan bagi seluruh pemegang saham.
SCG terus berkomitmen untuk memperkuat kesehatan finansialnya dengan mempertahankan EBITDA yang kuat sebagai prinsip utama dalam pengelolaan bisnis. Perusahaan telah menerapkan berbagai langkah penguatan yang diumumkan pada akhir Q3/2024, dengan hasil yang signifikan: 1) Pengelolaan dana operasional telah yang diturunkan sekitar Rp2,9 triliun (183 juta USD) dibandingkan tahun lalu 2) Restrukturisasi aktivitas operasional dan bisnis, termasuk dengan menghentikan bisnis yang kurang optimal di tahun 2024 untuk meningkatkan efisiensi operasional 3) Controlled capital expenditures (CAPEX) yang memprioritaskan proyek dengan keuntungan yang tinggi dan cepat. Alhasil, utang bersih perusahaan turun sebesar Rp7,9 triliun (494 juta USD) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,7 kali. Posisi keuangan SCG tetap kuat dan stabil, dengan cadangan kas pada akhir tahun sebesar Rp25.2 triliun (1,570 juta USD).
Pada Q4/2024, pendapatan dari penjualan mencapai Rp58,3 triliun (3.698 juta USD), meningkat sebesar 2% dibandingkan kuartal sebelumnya, didukung oleh peningkatan volume penjualan dari SCGC. Namun, perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp229 miliar (15 juta USD) untuk kuartal tersebut, dibandingkan dengan laba sebesar Rp318 miliar (20 juta USD) pada kuartal sebelumnya, yang terutama disebabkan oleh kinerja Long Son Petrochemicals (LSP) serta pengakuan penuh biaya penyusutan untuk proyek tersebut.
Per 31 Desember 2024, total aset SCG mencapai Rp407,66 triliun (25.364 juta USD), dengan aset di ASEAN (tidak termasuk aset di Thailand) sebesar Rp186 triliun (11.580 juta USD), atau setara dengan 46% dari total aset konsolidasian SCG.
Untuk SCG di Indonesia, perusahaan melaporkan pendapatan dari penjualan di Indonesia untuk tahun fiskal 2024 sebesar Rp17,4 triliun (1.099 juta USD), menandakan peningkatan sebesar 8% secara tahunan (year-on-year), yang dipacu oleh pertumbuhan pendapatan di SCG Chemicals (SCGC), khususnya dari ekspor Thailand dan LSP di Vietnam ke Indonesia. Pada Q4/2024, pendapatan dari penjualan di Indonesia mencapai Rp4.36 triliun (277 juta USD), menunjukkan penurunan sebesar 1% secara tahunan, yang dipengaruhi oleh SCG Distribution and Retail, SCG Cement and Green Solution, dan SCGP.
Memanfaatkan Peluang Pemulihan Ekonomi Regional
SCG berada dalam posisi yang strategis untuk mengoptimalkan peluang dari pemulihan ekonomi regional. Pertumbuhan ini didukung oleh daya beli domestik yang kuat serta investasi asing yang meningkat, yang merupakan faktor positif bagi bisnis yang terkait dengan material konstruksi.
SCG Distribution & Retail mempercepat ekspansi bisnis perdagangan modern untuk material konstruksi dan bangunan melalui Mitra 10 di Indonesia, yang telah memiliki 56 cabang di tahun 2024 untuk melayani lebih dari 1 juta pelanggan per bulan, dengan target untuk mencapai 100 cabang pada tahun 2030. Sementara itu, SCGP disiapkan untuk mengoptimalkan peningkatan konsumsi di ASEAN serta meningkatnya permintaan kertas kemasan. Untuk SCG Chemicals (SCGC), industri petrochemicals di kawasan ASEAN terus menghadapi persaingan yang meningkat pada tahun 2024 yang disebabkan oleh penambahan kapasitas produksi baru, sementara permintaan melemah sebagai dampak dari perlambatan ekonomi di Tiongkok. Perusahaan merespons dengan mempercepat upaya untuk mendorong High-Value Added Products & Services (HVA) serta mengelola EBITDA, biaya, serta dana operasional secara teliti guna memastikan daya saing yang berkelanjutan. Memasuki tahun 2025, siklus petrochemicals secara perlahan mulai stabil, dan harga minyak diperkirakan akan menurun. SCGC berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan EBITDA serta biaya. SCG Cement & Green Solutions tengah mempercepat ekspor of Low Carbon Cement, dengan proyeksi volume ekspor mencapai sekitar 1 juta ton tahun ini. Sementara itu, SCG Decor telah mengekspor ubin X-Porcelain berkekuatan tinggi yang mendapatkan respons positif, serta menargetkan pertumbuhan ekspor dua kali lipat tahun ini. SCG Cleanergy akan memproduksi dan mendistribusikan 548 MW tenaga surya pada tahun 2024, menandai peningkatan sebesar 21,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan akan memperluas kapasitas produksi energi bersihnya hingga sekitar 3.500 MW pada tahun 2030.
“SCG akan terus beradaptasi dan berekspansi ke pasar baru. Kami yakin bahwa pada tahun 2025, kami akan mempertahankan pengelolaan EBITDA yang kuat sekaligus memastikan komitmen berkelanjutan terhadap kepentingan para pemegang saham,” tutup Thammasak.
Komitmen terhadap Ekonomi, Kesejahteraan, dan Keberlanjutan di Indonesia
SCG memperkuat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, kualitas hidup, dan keberlanjutan lingkungan melalui berbagai inisiatif utama pada kuartal ini. Perusahaan meluncurkan Pipa PP-R SCG, yang dikembangkan oleh anak perusahaannya, PT Berjaya Nawaplastic Indonesia, untuk menjawab permintaan terhadap sistem air bertekanan panas dan dingin yang semakin meningkat. Pipa ini terbuat dari polypropylene random copolymer (PP-R) canggih yang menawarkan ketahanan tinggi terhadap suhu, tekanan, dan korosi, sehingga memastikan daya tahan dan keandalan sebagai solusi pipa air.
Sejalan dengan visi Inclusive Green Growth bersama visi Indonesia Emas 2045 serta Net Zero Carbon pada 2060, SCG menyelenggarakan the ESG Symposium 2024 di Indonesia yang menghadirkan lebih dari 600 peserta untuk membahas tantangan lingkungan dan mengeksplorasi solusi berkelanjutan. Dalam acara tersebut, SCG memperkenalkan Bezt Eco-Friendly Cement, sebuah produk rendah karbon yang berhasil mengurangi emisi CO2 lebih dari 300.000 ton—setara dengan menanam 600.000 pohon.
SCG, melalui PT Semen Jawa, meluncurkan kampanye SCG Mentari untuk mendorong pengelolaan sampah dan rehabilitasi alam bersama komunitas lokal. Inisiatif ini melibatkan masyarakat dalam mengolah sampah yang dikumpulkan menjadi bahan bakar alternatif untuk produksi semen, guna mendukung keberlanjutan. Pemberdayaan generasi muda juga menjadi fokus SCG. Penerima beasiswa “SCG Sharing the Dream” menginisiasi program Wonderlearn untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah di Bantul, D.I. Yogyakarta, yang berkontribusi pada target daerah untuk menjadi wilayah bebas sampah pada tahun 2025. Upaya yang dilakukan SCG diakui melalui penghargaan Radar Sukabumi Awards 2024 dan TJSKPBL Award 2024, yang menegaskan kepemimpinan perusahaan dalam keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya: Kejatuhan Saham-Saham Emiten Prajogo Pangestu di Tengah Manuver Tak Biasa MSCI
Menarik Dibaca: Tingkatkan TKDN, FAT Gas Compressor Hadir di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News