Perkuat Keamanan Ekosistem, Gojek Edukasi Mitra Driver Ciptakan Ruang Publik Aman
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Tidak dapat dipungkiri bahwa kekerasan seksual masih saja terjadi di tengah masyarakat. Gojek, sebagai platform on-demand terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara terus memperkuat standar keamanan layanan melalui inisiatif #AmanBersamaGojek. Upaya komprehensif ini tak terbatas pada keamanan ekosistemnya saja, namun juga untuk dapat berkontribusi menciptakan ruang publik yang aman, terbebas dari kekerasan seksual.
Komitmen Gojek terhadap keamanan diwujudkan secara konkret salah satunya melalui peningkatan pelatihan anti-kekerasan seksual bagi mitra driver yang akan kembali berlangsung secara tatap muka. Sebelum pandemi pelatihan sejenis telah berjalan di 8 kota operasional utama dan di tahun 2022 ini Gojek menargetkan akan melangsungkan pelatihan bagi mitra driver di 10 kota, termasuk di Surabaya yang dilakukan pada hari ini.
Jeffry Johannes, VP - Strategic Regional Head Gojek wilayah Jatim & Bali Nusra mengatakan, “Melalui edukasi ini, kami ingin membangun kesadaran serta pemahaman individu khususnya kepada mitra driver Gojek terkait pentingnya bergerak bersama menciptakan ruang aman yang bebas dari kekerasan seksual.
Gojek ingin membangun budaya aman dan mendorong mitra-mitranya untuk secara konsisten menjadi pelopor penciptaan ruang publik yang aman, misalnya dengan sigap membantu atau mengambil tindakan ketika menemui kasus kekerasan seksual di ruang publik.”
“Edukasi kepada mitra driver terkait topik anti-kekerasan seksual selama ini juga telah berlangsung secara online melalui Tips Pintar di aplikasi dan telah diikuti oleh ratusan ribu mitra driver dari seluruh Indonesia. Saat ini kami juga telah meluncurkan Pusat Edukasi dan Bantuan yang dapat diakses oleh masyarakat luas melalui gjk.id/lawankekerasanseksual.
Di sini masyarakat dapat mempelajari langkah-langkah pencegahan kekerasan seksual maupun cara melaporkannya. Informasi ini dikemas dalam bahasa yang sederhana serta format yang ringan, misalnya dengan bentuk kuis, sehingga mudah dipahami,” jelas Jeffry.
Pelatihan anti-kekerasan seksual yang Gojek lakukan difasilitasi oleh organisasi Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan (DEMAND) bagian dari Koalisi Ruang Publik Aman. Pelatihan menyasar mitra-mitra yang merupakan perwakilan komunitas, sehingga diharapkan ilmu yang mereka dapat melalui pelatihan ini dapat turut disebarkan kepada anggota-anggota komunitas yang lain.
Naila Rizqi Zakiah - Advocacy Officer DEMAND (Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan Seksual) menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif yang dilakukan Gojek untuk mengajak mitra drivernya berperan aktif bila melihat tindak kekerasan seksual di sekitarnya.
“Inisiatif #AmanBersamaGojek ini sangat baik dan perlu direplikasi oleh platform penyedia layanan jasa lainnya agar lebih banyak lagi pihak yang terlibat dalam menciptakan ruang publik aman di Indonesia. Pada pelatihan tatap muka, mitra driver berkesempatan mengenal apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual, jenis kekerasan seksual, serta dampak kekerasan seksual secara mendalam.
Mitra juga dilatih untuk mempraktikkan cara membantu korban kekerasan seksual dengan menggunakan metode intervensi saksi (active bystander) .”
Langkah edukasi yang Gojek lakukan tidak hanya menyasar mitra driver. Pelatihan berkelanjutan terkait penanganan pelaporan kekerasan seksual juga diberikan bagi Tim Unit Darurat, baik tim yang bertugas menerima laporan melalui tombol darurat, maupun tim yang menangani laporan di lapangan sehingga mereka dapat senantiasa mengadopsi perspektif korban dalam menjalankan tugasnya.
Tiga Pilar #AmanBersamaGojek: Upaya Keamanan Menyeluruh
Serangkaian inisiatif di pilar edukasi yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan bagian dari inisiatif #AmanBersamaGojek, yang juga terdiri dari dua pilar lainnya yakni pilar teknologi dan proteksi. Inisiatif ini membuat Gojek dapat menghadirkan keamanan baik di dalam aplikasi, maupun di luar aplikasi (ruang publik).
Pilar Teknologi Gojek SHIELD yang terdapat pada aplikasi Gojek berfungsi memastikan keamanan konsumen dari sebelum memulai perjalanan, selama perjalanan, dan pada situasi darurat. Fitur tersebut diantaranya; verifikasi muka dan identitas driver, penyamaran nomor telepon, bagikan perjalanan, serta tombol darurat yang terhubung dengan Customer Care dan Tim Unit Darurat yang siaga 24/7 dan mengadopsi perspektif korban.
Pilar selanjutnya yakni proteksi yaitu dengan membuat zona #AmanbersamaGojek mengacu pada kajian After Dark: Encouraging Safe Transit for Women Travelling at Night dari UN Women dan Pulse Lab Jakarta, untuk memahami keamanan dan mobilitas perempuan di wilayah perkotaan khususnya malam hari. Dilengkapi materi edukasi publik yang menyosialisasikan ruang publik aman, fasilitas ini tak hanya menjadi ruang tunggu yang aman, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas, khususnya yang beraktivitas di sekitar area Zona #AmanBersamaGojek ini.
Baca Juga: Driver Ojol Masih Menolak Skema Zonasi dan Besaran Persentase Sewa Aplikasi
Tentang Gojek
Gojek adalah platform on-demand terkemuka di Asia Tenggara dan pelopor model ekosistem multi-layanan, termasuk transportasi, pengiriman makanan, logistik, dan lainnya. Gojek didirikan dengan prinsip memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari dengan menghubungkan konsumen ke penyedia barang dan jasa terbaik di pasar.
Perusahaan ini didirikan tahun 2010 dengan fokus pada layanan kurir pengantaran barang dan transportasi roda dua, sebelum meluncurkan aplikasi pada 2015 di Indonesia. Sejak itu, Gojek berkembang menjadi platform on-demand terkemuka di Indonesia dengan penambahan wilayah operasi di Vietnam dan Singapura. Saat ini, Gojek memiliki lebih dari 2,6 juta mitra driver. Gojek merupakan bagian dari GoTo Group, ekosistem digital terbesar di Indonesia, yang terdiri dari Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.
Gojek berkomitmen selalu menghadirkan solusi guna memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat sehari-hari, sekaligus membantu meningkatkan kualitas hidup jutaan pengguna aplikasi Gojek di Asia Tenggara, khususnya di sektor informal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News