June
08
2023
     18:41

Peringati 100 Tahun Koentjaraningrat, Bapak Antropologi Indonesia

Peringati 100 Tahun Koentjaraningrat, Bapak Antropologi Indonesia
ILUSTRASI. Pameran Budaya dan Seni Peringatan 100 tahun Koentjaraningrat, pembukaan diresmikan Hilmar Farid Phd, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi didampingi Wakil Keluarga Besar, Ibu Stien Koentjaraningrat (8/6).

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Hari ini dibuka Pameran Budaya dan Seni ‘Peringatan 100 tahun Koentjaraningrat’ – pembukaan diresmikan oleh Bapak Hilmar Farid Phd, Direktur Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi didampingi Wakil Keluarga Besar, Ibu Stien Koentjaraningrat. Koentjaraningrat, seorang ilmuwan, tokoh dan Antropolog pertama Indonesia yang sangat berperan besar dalam mendeskripsikan sejarah dan kebudayaan Indonesia dan berpengaruh besar perkembangan bidang Antropologi di Indonesia.

Ziarah ke makam di Pemakaman Umum Karet Bivak, bertepatan dengan tanggal meninggalnya telah dilaksanakan pada 23 Maret lalu. Sedangkan 100 tahun merupakan tahun kelahiran beliau yakni 1923 tepatnya pada tanggal 15 Juni yang akan diperingati dengan Pagelaran Wayang Orang Bharata, yang merupakan persembahan dedikasi keluarga besar kepada Pak Koen yang sangat menjunjung tinggi dunia tari dan pewayangan terutama Wayang Orang, bahkan beliaupun juga semasa mudanya menggandrungi dan menari Jawa.

Serangkaian peringatan ini juga merupakan moment membanggakan dan bersejarah merayakan jasajasa, kerja keras, semangat dan dedikasi Prof. Dr. Koentjaraningrat pada pendirian dan pengembangan ilmu Antropologi Indonesia, atas jasanya Ia diberi penghargaan sebagai Bapak Antropologi Indonesia oleh Lingkar Budaya Indonesia (LBI).

Gelaran acara yang sarat Kebudayaan dan Kesenian ini diselenggarakan oleh Keluarga Besar Koentjaraningrat dengan didukung oleh banyak pihak yang sangat menjunjung tinggi dedikasi dan sumbangsih Prof. Dr. Koentjaraningrat terhadap pengembangan Antropologi dimasanya hingga kini 2/100thKoentjaraningrat yakni: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-Universitas Indonesia, Kompas Gramedia, Bentara Budaya, AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation) dan Fullbright Indonesia.

Mengenal Sosok Koentjaraningrat

Prof.Dr. Koentjaraningrat yang akrab disapa sebagai Pak Koen, lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Juni tahun 1923, terlahir sebagai keturunan bangsawan maka Pak Koen diperbolehkan mengenyam pendidikan Dasarnya di sekolah yang saat itu hanya diperuntukan bagi anak-anak Belanda, yaitu di Europeesche Lagere School dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Pak Koen muda sering menghabiskan waktunya bermain di lingkungan Keraton, disitulah Pak Koen mendapatkan pengaruh dengan kentalnya Seni dan Kebudayaan Jawa yang kelak memberikan pembekalan kepribadiannya menjadi seorang Antropolog. Di waktu senggangnya saat SMA, Pak Koen yang terbiasa disiplin dan mandiri sejak kecil diisi dengan melukis dan mempelajari tari Jawa di Tejakusuman.

Selain itu bersama sahabatnya, Koesnadi (fotografer) dan Rosihan Anwar (tokoh Pers), Pak Koen rajin menyambangi rumah seorang dokter keturunan Tionghoa untuk membaca, diantaranya disertasi-disertasi tentang antropologi milik para pakar kenamaan.

Pak Koen adalah sosok utama yang berjasa mendirikan dasar-dasar ilmu Antropologi di Indonesia, dari sinilah beliau mendapatkan gelar kehormatan sebagai Bapak Antropologi Indonesia. Sepanjang hidupnya Pak Koen dedikasikan untuk perkembangan Ilmu Antropologi, pendidikan Antropologi dan segala sudut pandang yang berkaitan dengan kebudayaan dan kesukubangsaan di Indonesia.

Atas sumbangsih dan pengabdiannya pada perkembangan ilmu Antropologi di Indonesia ini Pak Koen menerima berbagai penghargaan antara lain: Penghargaan ilmiah Doctor Honoris Causa dalam Ilmuilmu Sosial dari Rijksuniversiteit Utrecht, Negeri Belanda pada 1978 dan penerima Grand Prize dari 6 th Fukuoka Asian Cultural Prizes pada 1955.

Kemudian di tahun 1968 Pak Koen juga menerima anugerah Satyalencana Dwidja Sistha dari Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia, pada tahun 1982 Satyalencana Dwidja Sistha dari Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia.

Ilmuwan yang fasih berbahasa Inggris dan Belanda ini mulai tertarik pada bidang Antropologi sejak menjadi Asisten Profesor G.J. Held, seorang Guru Besar Antropologi di Universitas Indonesia yang mengadakan penelitian lapangan di Sumbawa.

Pada perjalanannya Pak Koen merintis berdirinya 11 jurusan Antropologi di berbagai Universitas di Indonesia, aktif mengajar dan menulis banyak hal berkaitan dengan Kebudayaan dan Pembangunan di Indonesia sejak 1957 hingga 1999 yang dituangkan dalam 22 buku dan lebih dari 200 artikel di berbagai makalah ilmiah dan suratkabar di Indonesia maupun mancanegara. Karya-karya dan pemikiran kerap menjadi acuan penelitian mengenai sosial budaya dan masyarakat Indonesia, baik oleh para Ilmuwan Indonesia maupun asing. Melalui tulisannya Ia mengajarkan pentingnya mengenal masyarakat dan budaya bangsa sendiri. Buah pemikirannya dan karya beliau sampai saat ini juga masih menjadi buku wajib baca bagi mahasiswa Antropologi Indonesia seperti ‘Pengantar Ilmu Antropologi Indonesia’

Pak Koen menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Bahasa Indonesia pada tahun 1953, kemudian meraih gelar Master of Arts di bidang Antropologi, dari Yale University pada 1956 dan meraih gelar Doktor Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1958.

Setelah berhasil mengembangkan ilmu antropologi di seluruh Indonesia, Pak Koen yang nama lengkap dengan gelar kebangsawanannya adalah KPH Prof DR Koentjaraningrat, pada hari Selasa 23 Maret 1999 Antropolog Pertama Indonesia ini tutup usia karena penyakit stroke.

Baca Juga: Syukuran 40 Tahun, Bentara Budaya Berkomitmen Menjadi Hub Budaya Nusantara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved