July
20
2023
     19:59

Panas Bumi Dinilai Sumber Energi Paling Efisien, Ini Persiapan Pertamina Geothermal

Panas Bumi Dinilai Sumber Energi Paling Efisien, Ini Persiapan Pertamina Geothermal
ILUSTRASI. PT Pertamina Geothermal Energi Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) menilai potensi panas bumi menjadi keunggulan. Indonesia memiliki total potensi panas bumi sebesar 23 GW.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Panas bumi dinilai menjadi sumber energi yang paling efisien dibandingkan sumber energi terbarukan lainnya. Hasil kajian menunjukkan juga bahwa panas bumi lebih mudah dikendalikan untuk diproduksi menjadi energi listrik.

PT Pertamina Geothermal Energi Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) menilai potensi panas bumi ini menjadi keunggulan. PGE menilai Indonesia yang memiliki total potensi panas bumi sebesar 23 GW harus dikembangkan secara optimal melalui pemanfaatan teknologi yang lebih baik dan fleksibel.

"Saat ini PGE sudah mengidentifikasi potensi kapasitas terpasang tambahan dari PLTP existing. Inilah sebabnya 1 GW menjadi immediate goal (tujuan jangka pendek) PGE yang akan dicapai dalam dua tahun ke depan," kata Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi dalam sesi Discussion on the Dispatchable Renewable Energy Development in Indonesia: Geothermal pada acara EBTKE ConEx 2023, beberapa waktu lalu.

Mengoptimalkan sumur geothermal dengan suhu rendah agar bisa menghasilkan listrik. Menggunakan teknologi binary dan ESP (Electrical Submersible Pump) pada pembangkit listrik panas bumi.

Julfi mengatakan secara garis besar, dalam pengembangan potensi geothermal di Indonesia PGE mengalami dua tantangan yaitu secara komersial dan teknologi. Namun tantangan pengembangan panas bumi tersebut, kata dia, akan dijawab PGE dengan maksimalisasi peluang komersial dan optimalisasi teknologi.

Lebih jauh mengenai peluang komersialisasi energi panas bumi ini, Julfi menjelaskan ada beberapa langkah yang akan dilakukan PGE. Dalam bentuk penggunaan langsung, kata dia, PGE mengutilisasi uap dan brine (selain untuk listrik) untuk berbagai keperluan masyarakat, misalnya geowisata, pemanasan langsung (direct heating).

Selanjutnya PGE juga memiliki rencana komersialisasi green hydrogen dan green methanol untuk Pembangkit Listrik Siklus Biner (Binary Cycle Power Plants). PGE saat ini, kata Julfi, sedang meneliti potensi ekstraksi silika dari proses pengolahan brine berlebih untuk produk bernilai tambah seperti semikonduktor dan gelas.

"Selain itu kami juga meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geothermal dan Secondary Product di Pulau Sumatera," ujarnya.

Sementara itu Marko Lackovic Managing Director and Partner Boston Consulting Group, mengatakan Indonesia mempunyai peluang geothermal terbesar. Potensi ini muncul karena Indonesia dikelilingi ring of fire.

Pada kesempatan yang sama, Harris, S.T., M.T. Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, menyatakan secara umum pengembangan panas bumi ini sangat didukung oleh pemerintah. Namun dalam implementasinya, kata dia, pemerintah masih punya keterbatasan anggaran dan waktu.

Sebagai world class green energy company, ke depan PGE berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia serta mendukung pemerintah dalam agenda dekarbonisasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia Net Zero Emission 2060.

Tentang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Sebagai world class green energy company, PGE ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end-to-end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGE memiliki kredensial ESG yang sangat baik dengan 13 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai tahun 2022 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Targetkan Kapasitas Terpasang Kelola Panas Bumi Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved