February
02
2024
     21:29

Menteri KKP Bersama eFishery Tinjau Keberlangsungan Budidaya Nila Salin di Karawang

Menteri KKP Bersama eFishery Tinjau Keberlangsungan Budidaya Nila Salin di Karawang
ILUSTRASI. Proses peninjauan klaster budidaya nila salin di BLUPPB Karawang.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Hari ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan TB Haeru Rahayu, beserta jajaran dengan tim eFishery melakukan peninjauan terhadap klaster budidaya nila salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat hasil dan keberlangsungan proyek budidaya nila.

Proyek budidaya nila salin ini mengadopsi teknologi yang dimiliki oleh eFishery yaitu eFeeder untuk memaksimalkan hasil panen agar menghasilkan ikan nila yang memiliki kualitas lebih baik. eFeeder merupakan alat pemberi pakan otomatis yang dapat diatur melalui smartphone yang akan mempermudah pembudidaya untuk mengatur jadwal pemberian pakan.

“Sebagai perwakilan dari eFishery, kami merasa sangat bangga atas kerja sama yang telah terjalin dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Melalui proyek budidaya nila salin ini, kami berkomitmen untuk memberikan solusi teknologi terbaik kepada para pembudidaya dengan menggunakan eFeeder, alat pemberi pakan otomatis yang inovatif.

Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini, serta berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Indonesia. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan dan kami berharap dapat terus bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama,” ujar Muhammad Chairil, VP Public Affairs eFishery.

Saat ini, ada empat klaster kolam budidaya nila salin di BLUPP Karawang. Pada kolam A dan B terdapat 256 unit feeder dan proses budidaya sudah berjalan, sedangkan pada kolam C dan D saat ini dalam tahap pembangunan. Kolam-kolam ini menerapkan model berbasis darat (land base), bukan berbasis danau (lake base), sehingga diharapkan dapat mengurangi limbah yang akan berdampak langsung pada masyarakat apabila dilakukan di danau atau sungai.

Hal ini juga sejalan dengan komitmen eFishery untuk menjaga keseimbangan ekosistem melalui teknologi yang terjangkau dan ramah lingkungan.

“Proyek ini merupakan proyek multi-stakeholder, yang menyatukan beberapa pihak, termasuk eFishery, untuk dapat membantu kami dalam mewujudkan klaster percontohan budidaya nila salin. Keberhasilan klaster nila salin ini dapat diteruskan oleh para investor dan komunitas pembudidaya,” tutup Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, TB Haeru Rahayu

Tentang eFishery

Didirikan pada 2013, eFishery adalah perusahaan teknologi akuakultur pertama yang mengembangkan inovasi di bidang akuakultur. eFishery mendisrupsi metode budidaya ikan dan udang tradisional dengan menyediakan solusi canggih dalam ekosistem akuakultur dengan menawarkan platform end-to-end yang menyediakan akses terhadap pakan, pendanaan, dan pasar untuk pembudidaya ikan dan udang. eFishery bertujuan untuk membangun ekosistem akuakultur di Indonesia, yang tidak hanya menguntungkan, namun juga berkelanjutan bagi seluruh stakeholders.
 
Perusahaan ini memiliki tiga tujuan utama: mengatasi permasalahan pangan melalui akuakultur, mengatasi masalah mendasar dalam industri akuakultur dengan menyediakan teknologi yang terjangkau, dan mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui ekonomi digital yang inklusif.

Baca Juga: Sukses Ekspansi di India, eFishery Perkuat Posisi di Pasar Akuakultur Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved