Komunitas Muda Beda Berkarya Ajak Masyarakat Situbondo &Bondowoso Kritis Hadapi Hoax
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - – Komunitas Muda Beda Berkarya mengadakan talkshow literasi digital untuk bijak dan kritis menghadapi berita hoax dalam menyambut pesta demokrasi Pemilu tahun 2024 untuk masyarakat Situbondo dan Bondowoso. Pada era dunia digital dan semakin canggihnya teknologi saat ini, membuat semua masyarakat sangat mudah untuk mengakses segala informasi secara online dan realtime. Hal ini perlu adanya edukasi, dikarenakan dengan kemudahan mengakses informasi perlu sikap yang bijak dan kritis agar tidak mudah termakan berita hoax.
“Hoax itu adalah berita bohong yg tidak ada sumbernya. Perlu sikap yang kritis untuk tidak langsung percaya dan wajib untuk cek terlebih dahulu akan sumber beritanya agar kita tidak termakan berita hoax”, ujar Dr. Luluk Maktumah, M.Pd.I selaku Dosen Universitas Bengkulu pada talkshow komunitas Muda Beda Berkarya yang berlangsung di All in One café Desa Kilensar, Kec. Panarukan Situbondo, Minggu (19/11/2023).
Dr Luluk menghimbau untuk jangan mudah cepat percaya dan langsung ikut menyebarkan berita yang didapatkan dari media sosial dikarenakan dalam mendekati pemilu pasti akan banyak berita-berita hoax yang bertebaran di media sosial. Beliau juga menegaskan akan konsekuensi tindakan apabila ikut menyebarkan berita bohong akan terancam hukuman pidana.
“Banyak berita atau konten di media sosial yang belum tau sumbernya sudah langsung kita share, apalagi dalam menyambut pemilu. Kita harus bijak sebelum melakukan tindakan dikarenakan semua itu ada konsekuensinya. Di pasal 28 ayat 1, bila kita melakukan penyebaran hoax akan kena pidana hukuman 6 tahun penjara dan denda 1 milyar hanya dikarenakan tidak bisa menahan jari-jari kita yang tidak terkontrol akibat terpengaruh emosi lalu share di status whatsapp atau Instagram” ucapnya.
Dr. Luluk juga memaparkan alasan hoax mudah menyebar dikarenakan kebanyakan orang dalam menanggapi berita atau konten di sosial media terlalu mengikuti emosinya dan kurang bisa menanggapi secara rasional. Hal itu yang membuat akan bahaya berita hoax dimana bisa membentuk polarisasi yang bisa memicu perpecahan.
“Kenapa hoax bisa mudah menyebar karena ada perasaan terancam, perasaan marah, perasaan curiga yang berlebihan. Punya rasa tidak percaya diri yang memiliki pemikiran tidak rasional dan hanya mengikuti emosinya saja untuk membentuk polarisasi yang bisa memicu perpecahan” ujarnya.
Selain itu Dr Luluk juga menekankan agar pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai, untuk mengajak masyarakat Indonesia khususnya di Situbondo untuk bisa lebih bijaksana dalam menanggapi perbedaan pendapat, dan tidak ada sikap intimidasi dan saling fitnah hanya dikarenakan berbeda pendapat.
“Agar pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai, perlu kearifan dan kebijaksanaan dari kita semua termasuk yang ada disini dalam menanggapi perbedaan pendapat. Tidak boleh merasa yang paling sempurna, perlu sikap bijak dalam memilih. Tidak boleh melakukan tindakan yang bisa membuat perpecahan dikarenakan perbedaan pendapat yang berujung intimidasi dan fitnah”, jelasnya.
Dr Luluk mengajak semuanya agar kegiatan pemilu 2024 bisa berjalan secara aman dan nyaman dalam lingkup ruang digital. Semua orang harus andil untuk tidak terlibat dalam penyebaran berita hoax dan harus berhati-hati dengan judul-judul berita yang provokatif.
“Bagaimana caranya agar tidak terlibat penyebaran hoax, harus hati-hati dilihat dari judulnya yang terlihat provokatif tidak usah langsung percaya dan disebarkan, terlebih amati situs dan faktanya. Cek untuk foto-fotonya dikarenakan banyak yang menggunakan foto editan” jelas Dr Luluk.
Sependapat dengan Dr Luluk, Bahrul Walid selaku Staf Bawaslu Kab. Situbondo juga menambahkan bahwa pentingnya untuk membaca secara lengkap isi suatu berita, dan jangan langsung memberikan asumsi serta menyebarkan berita hanya dikarenakan kita membaca dari potongan beritanya saja.
“Jangan pernah tidak mau untuk membaca, jadi harus membaca, membaca dan membaca. Jangan sampai cuma hanya 5 kata belum tau isinya sudah men-share berita tersebut. Wajib untuk membaca agar tidak terprovokasi dan bisa membandingkan informasi itu bermasalah atau tidak. Jadi kita bisa menjadi masyarakat Indonesia yang bisa stop berita hoax”, tegasnya.
Dalam menyambut pemilu 2024 Bahrul Walid juga menegaskan bahwa masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita. Dikarenakan berita hoax bisa saja menjadi salah satu senjata dalam pemilu.
“Hoax bisa jadi propaganda Ilusi berpikir, dengan mengulangi kebohongan sesering mungkin maka kebohongan itu akan menjadi kebenaran. Maka dari itu hoax menjadi salah satu senjata yang paling mantap dalam pemilu. Jadi wajib untuk kita memiliki pemikiran yang kritis”, ujarnya.
Bahrul Walid juga memaparkan bahwa algoritma di sosial media mendukung untuk berita-berita hoax terus bermunculan. Masyarakat harus bisa membedakan dan tidak memberikan reaksi akan berita tersebut. Jadi algoritma sosial media akan memproses untuk tidak akan memunculkan berita hoax lagi.
“Sistemasi digital itu akan diketahui dari apa yang sering dilihat. Semisal ada akun berita yang provokatif di tiktok atau Instagram, tidak usah di like atau komentari. Tiktok lewat dari 5 detik kita scroll berarti tidak akan keluar, karena kita tidak menontonnya lebih dari 5 detik maka dalam 1 bulan berita tersebut tidak akan keluar”, jelasnya.
Tidak hanya di Situbondo, talkshow literasi digital untuk bijak dan kritis menghadapi berita hoax dalam menyambut pesta demokrasi pemilu tahun 2024 juga diselenggarakan oleh komunitas Muda Beda Berkarya di kota Bondowoso, tepatnya di Orilla Resto Jl. Ahmad Yani Regency kav 01-02. Dengan mengusung tema yang sama diharapkan dengan diselenggarakannya acara ini dapat memberikan edukasi terkait berita hoax jelang pemilu 2024 dan mengajak untuk ikut andil menjaga pemilu yang aman dan nyaman di ruang digital.
Kegiatan Komunitas Muda Beda Berkarya di Situbondo dan Bondowoso merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023. Acara yang dihadiri 380 peserta di Situbondo dan 361 peserta di Bondowoso terdiri dari muda-mudi komunitas dan masyarakat setempat.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat di Situbondo dan Bondowoso untuk lebih bijak dan kritis dalam menghadapi berita hoax agar bisa menciptakan pemilu yang aman dan nyaman di ruang digital.
Baca Juga: Gali Ilmu Tekankan Perlu Optimalisasi Digitalisasi ke Arah Positif bagi Tanjungpinang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News