September
22
2024
     21:54

Kemenkes Gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Kemenkes Gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin
ILUSTRASI. Kemenkes RI, melalui Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Taman Sari menggelar kegiatan ?Simulasi Kegawatdaruratan Medis? sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana nuklir. Kegiatan ini diselenggarakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) pada 18-20 September 2024.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, melalui Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Taman Sari menggelar kegiatan “Simulasi Kegawatdaruratan Medis” sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana nuklir. Kegiatan ini diselenggarakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) pada 18-20 September 2024.

Dalam sambutannya, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yuli Astuti menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan berbasis teknologi nuklir di Indonesia, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

“Sebelumnya kegiatan seperti ini telah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito. Kami terus mengembangkan pelayanan kesehatan dengan teknologi nuklir, termasuk menyebarkan fasilitas dan sumber daya manusia ke beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia,” ujar Yuli saat membuka acara tersebut pada Rabu (18/9).

Perundang-undangan nasional terkait ketenaganukliran mengamanatkan, setiap kegiatan yang melibatkan nuklir wajib memperhatikan keselamatan dan kesehatan publik, serta perlindungan terhadap lingkungan. Kedaruratan nuklir dapat terjadi akibat bencana alam, kecelakaan, tindakan kriminal, atau kesalahan penanganan, sehingga membutuhkan perencanaan yang matang untuk mitigasi dan penanganannya.

“Kita perlu memastikan kesiapan logistik, mekanisme pelayanan, serta koordinasi lintas sektor, terutama dalam tata laksana kegawatdaruratan medis yang melibatkan teknologi nuklir,” tambahnya.

Direktur Medik RS Dr. Hasan Sadikin Iwan Abdul Rachman menyatakan, lokasi strategis RSHS yang berdekatan dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Taman Sari, Bandung, menjadikan kesiapan menghadapi bencana nuklir sangat penting.

“Kami sangat berterima kasih telah diberi kesempatan menjadi tuan rumah simulasi ini, karena kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana nuklir sangat penting mengingat posisi geografis dan fasilitas nuklir yang kami miliki,” kata Iwan.

Kegiatan ini melibatkan lebih dari 100 peserta, termasuk RS Rujukan Bencana Nuklir Nasional seperti RSUP Fatmawati Jakarta, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan itu juga dihadiri oleh perwakilan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), BRIN, PSC 119, serta beberapa organisasi profesi terkait.

Kerja sama Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dan BRIN Taman Sari dalam penyelenggaraan simulasi ini menunjukkan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana. Melalui kolaborasi yang baik, diharapkan sistem tanggap darurat dan transformasi kesehatan nasional dapat terus diperkuat.

Simulasi kegawatdaruratan ini diharapkan mampu meningkatkan koordinasi lintas sektor dan memperkuat respons medis, mulai dari tingkat prehospital hingga intra-hospital, dalam menghadapi kedaruratan yang terkait dengan radiasi, baik nuklir maupun radiologi.

Kemenkes berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas, kesiapsiagaan, dan kerja sama antara para pemangku kepentingan untuk memastikan keselamatan masyarakat dan perlindungan lingkungan hidup dalam menghadapi ancaman nuklir di masa mendatang.

Baca Juga: Kemenkes Buka Kelas Internasional Jerman di Poltekkes Medan dan Poltekkes Maluku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved