September
02
2023
     21:21

Indonesia Ajak ANRPC Terus Dorong Isu-Isu Keberlanjutan di Sektor Karet Alam

Indonesia Ajak ANRPC Terus Dorong Isu-Isu Keberlanjutan di Sektor Karet Alam
ILUSTRASI. Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono menggelar media briefing virtual hasil KTM ke-12 WTO di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (27 Juni). KTM ke-12 WTO telah diselenggarakan pada pertengahan Juni 2022 di Jenewa, Swiss.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengajak negara-negara produsen karet alam yang tergabung dalam Assocation of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) untuk terus mendorong isu keberlanjutan. Kerja sama erat antarnegara anggota ANRPC diharapkan dapat membawa perubahan positif di industri karet alam.

Hal ini disampaikan Djatmiko saat membuka secara resmi Pertemuan Ketiga Working Group on Sustainable Natural Rubber (WGSNR) ANRPC, Selasa (29/8) secara fisik di Palembang, Sumatra Selatan.

“Tiga hari ini kami berdiskusi untuk membahas upaya yang dapat dilakukan negara-negara produsen untuk terus mengembangkan karet alam berkelanjutan. Kami mendiskusikan prinsip-prinsip standar, kriteria, dan indikator-indikator. Kami juga membahas dampak penerapan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) di sektor karet,” kata Djatmiko.

WGSNR tahun 2023 digelar pada 29–31 Agustus 2023 di Palembang, Sumatra Selatan. Pertemuan dilaksanakan secara hibrida dengan partisipasi 30 delegasi yang mewakili negara-negara produsen karet alam di dunia antara lain Bangladesh, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Tiongkok, Sri Lanka, dan Thailand.

Djatmiko mengatakan, pertemuan ini menunjukkan komitmen negara produsen dalam mengatasi tantangan dan permasalahan karet alam, khususnya upaya bersama untuk mengatasi dampaknya terhadap petani kecil.

“Petani kecil memegang peranan penting dan menjadi andalan sektor karet alam. Komitmen mereka terhadap praktik berkelanjutan adalah kunci untuk menjamin kelangsungan mata pencaharian serta berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dalam skala luas,” ungkap Djatmiko.

Rendahnya harga karet dalam beberapa tahun terakhir ditambah penyakit gugur daun menyebabkan petani sulit merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, biaya produksi yang tinggi dan harga jual yang relatif rendah mendorong petani karet menebang tanaman karet mereka dan menggantinya dengan tanaman lain seperti sawit.

“Tujuan kita bersama adalah menjaga integritas sektor karet sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan global. Kerja sama erat antarnegara anggota ANRPC akan membawa perubahan positif dalam industri karet alam. Dengan melakukan upaya bersama, negara-negara produsen karet alam dapat menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus memenuhi permintaan global karet alam dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil,” ujar Djatmiko.

Melengkapi pertemuan WGSNR, Delegasi ANRPC juga mengunjungi Pusat Penelitian Karet Indonesia (Puslit Karet) di Sembawa, Sumatra Selatan. Puslit Karet Sembawa tercatat sebagai lembaga penelitian tertua di Indonesia yang salah satu fungsinya adalah untuk mengembangkan perkebunan karet rakyat.

Kedatangan delegasi disambut baik Kepala Puslit Karet Suroso Rahutomo. Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Kemendag Reza Pahlevi Chairul mengapresiasi berbagai kegiatan Puslit Karet dalam memajukan budidaya tanaman karet dari hulu ke hilir.

“Perluasan hilirisasi produk lateks yang dilakukan Puslit Karet tentunya bersinergi dengan program kerja Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung peningkatan pembangunan ekonomi bernilai tambah dan berkelanjutan dari karet dan produk turunan karet,” kata Reza saat sesi diskusi.

Dalam kunjungan tersebut, delegasi berkesempatan melihat secara langsung penyadapan pohon karet menggunakan pisau sadap karet presisi dan alat tap inspeksi hasil buatan Puslit Karet yang memberikan hasil sadapan lebih maksimal dan melindungi pohon karet dari luka penyadapan. Selain itu, Puslit Karet memberikan demonstrasi hilirisasi yang bisa dikembangkan di masyarakat seperti pembuatan balon dan gelang karet.

Setelah mengunjungi kebun entres/okulasi klon unggulan karet dan mencoba sadap getah karet langsung dari pohon, delegasi ANRPC berdialog dengan anggota Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). Para petani anggota UPPB berharap pemerintah terus membantu upaya produksi, seperti menyediakan input produksi bagi petani khususnya pupuk yang mendorong produktivitas.

“Penguatan kelembagaan petani karet melalui UPPB ini membantu petani dalam meningkatkan mutu dan pemasaran karet. UPPB ini sangat erat kaitannya dengan upaya membantu menaikkan harga yang remuneratif bagi kesejahteraan petani,” tandas Reza.

Sekilas tentang ANRPC

ANRPC didirikan pada 1970 sebagai forum koordinasi karet alam di bidang produksi dan pemasaran, stabilisasi harga yang remuneratif bagi petani, kerja sama teknis, dan penelitian. Sekretariat ANRPC berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia dan dipimpin Sekretaris Jenderal. Saat ini, posisi Sekretaris Jenderal dijabat Toh Heng Guan dari Singapura. Anggota ANRPC meliputi 13 negara, yaitu Bangladesh, Kamboja, Tiongkok, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. ANRPC mencakup 84 persen produksi dan 69 persen konsumsi karet dunia.

Baca Juga: Perluas Pasar Ekspor ke Meksiko, Kemendag Gelar Pameran Expo Indonesia en Mexico

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved