Huawei Dorong Penguatan Ekosistem dalam Keamanan dalam DEWG G20 Websummit DataSecurAI
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Websummit DataSecurAI 2022 yang mengusung tema membangun dunia pintar yang aman dan tepercaya menyepakati adanya isu-isu kritikal yang harus mampu diantisipasi dan dikelola oleh seluruh pemangku kepentingan.
Beragam tantangan seperti makin dibutuhkannya protokol arus data internasional seiring makin meningkatnya transformasi digital, serta kebutuhan-kebutuhan terkait makin vitalnya kedaulatan dan keamanan data dalam mendukung keberhasilan transformasi ekonomi digital, mengemuka dari gagasan-gagasan yang disampaikan oleh pemerintah, legislatif, asosiasi dan komunitas, serta pelaku industri dan pengembang TIK.
Tampil sebagai pembicara utama pada gelaran pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan secara daring selama 3 hari antara lain Bambang Soesatyo, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Chair Sherpa G20, Mira Tayyiba, Ketua Digital Economy Working Group (DEWG) G20 sekaligus Sekjen Kominfo, dan Jacky Chen CEO Huawei Indonesia.
Bambang Soesatyo, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, menekankan pentingnya bagi negara kepulauan seperti Indonesia untuk memperhatikan pembangunan konektivitas dalam penguatan ekosistem TIK.
“Indonesia masih memiliki banyak daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi, internet, listrik, konektivitas jalan. Di sinilah peran BAKTI Kominfo dan Huawei membangun daerah 3T, Tertinggal, Terluar dan terpencil. Di negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17,000 pulau, dan 3 zona waktu, misalnya pembangunan konektivitas di Papua dan Kalimantan,” kata Ketua MPR.
Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian sekaligus Chair Sherpa G20, mengatakan peningkatan teknologi digital telah mendorong ekonomi digital tampil sebagai mesin baru dari perekonomian. Pada tahun 2021 nilai ekonomi digital sebesar Rp70 miliar dan di tahun 2030 nilai tersebut diperkirakan akan meningkat hampir 5 kali lipat menjadi Rp330 miliar. Perkembangan ekonomi digital yang pesat ternyata juga diikuti dengan peningkatan resiko kejahatan siber, kebocoran data atau kegagalan dalam melindungi data, dan persoalan ini telah menjadi prioritas di banyak negara. Oleh karena itu resiliensi ekonomi digital harus dijaga dengan faktor keamanan dan perlindungan data.
“Kita berharap pembahasan yang dilakukan oleh Digital Economy Working Group G20 khususnya untuk issue Cross Border Data Flow /CBDF dan Data Free Flow with Trust/DFFT bisa memberikan hasil yang bermanfaat bagi pengamanan siber dan perlindungan data di tanah air. Saya ingin mengajak khususnya para peserta DataSecurAI 2022 Web Summit ini untuk bersama-sama mendukung penguatan cyber, perlindungan data.
Gagasan serta serangkaian aksi nyata dari berbagai pihak seperti yang ditunjukkan melalui kolaborasi sinergis antara kementerian, dunia pendidikan, BSSN, ABDI, Huawei, BRI, dan pelaku industri lainnya pada Websummit ini terus diperlukan untuk mendukung keberhasilan transformasi digital Indonesia. Kami mengapresiasi kolaborasi ini,” kata Menko Perekonomian.
Sementara, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Kepala BSSN mengatakan keamanan siber telah menjadi isu prioritas di berbagai negara termasuk di Indonesia. “Pidato Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo yang disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menegaskan bahwa pemulihan dari pandemi hanya bisa diwujudkan jika terdapat visi, aksi dan perubahan besar.
Hal tersebut harus dilakukan negara-negara G20 untuk membangun ekonomi dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan dan tangguh. Keamanan siber ekosistem digital suatu negara menjadi salah satu pilar penting dalam menjamin keberhasilan transformasi digital,” ujar Kepala BSSN.
Hinsa menambahkan Indonesia secara aktif mendorong kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan baik publik maupun swasta dalam memperkuat peran dan berbagi informasi terkait keamanan siber. “Dibutuhkan dukungan penuh komitmen dari semua pihak untuk turut menjaga ketahanan dan kedaulatan data nasional. Apresiasi kami atas konsistensi dari Asosiasi Big Data Indonesia (ABDI), Huawei dan juga pihak-pihak lain dalam terus memperkuat sinergi khususnya dalam mengedukasi ekosistem terhadap isu-isu keamanan siber,” tegas Kepala BSSN.
Pada kesempatan sama, Mira Tayyiba, Sekjen Kominfo sekaligus Ketua DEWG G20 menyampaikan bahwa isu keamanan siber, dan perlindungan data khususnya menjadi topik sentral dalam pembahasan isu prioritas Cross Border Data Flow dan Data Free Flow with Trust. “Kementerian Kominfo menyampaikan apresiasi besar atas terselenggaranya Data SecurAI Websummit sebagai ruang dialog pihak-pihak dengan ketertarikan, pengetahuan, maupun pengalaman dalam issue keamanan siber dan perlindungan data”.
“Berdasarkan Global Cyber Security Index yang dirilis oleh International Telecommunication Union, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Singapura dan Malaysia. Meski begitu, perlindungan data pribadi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Untuk itu Pemerintah Indonesia mengerahkan sejumlah upaya untuk menjawab tantangan tersebut. Guna memenuhi kebutuhan pelindungan data dan keamanan siber, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan pembangunan infrastruktur data yang memadai,” ujarnya.
Apresiasi terhadap para pemangku kepentingan yang mendukung terselenggaranya Data SecurAI Websummit juga disampaikan oleh ABDI sebagai mitra strategis DEWG 20. Ketua ABDI Dr Rudi Rusdiah, MA mengatakan,” Wacana penguatan ekosistem bagi keamanan, kedaulatan dan perlindungan data memerlukan kolaborasi lintas matra, termasuk pemangku kepentingan yang memiliki reputasi dan kepakaran global.
Karena itu, kami gembira dengan hadirnya Huawei sebagai penyedia TIK global untuk berkontribusi dalam rangkaian diskusi. Huawei telah berpartisipasi dalam KTT web kami selama tiga tahun berturut-turut, kami berterima kasih kepada Huawei atas dukungan yang tiada hentinya.”
Sementara itu, Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia menegaskan sebagai penyedia solusi telekomunikasi global terkemuka, Huawei selalu memprioritaskan keamanan data dan perlindungan privasi. “Kami telah lama memasukkan persyaratan ini ke dalam proses bisnis kami. Oleh karena itu, kami mengapresiasi diskusi hari ini, yang dipimpin di bawah Presidensi G20 Indonesia, untuk menggarisbawahi pentingnya keamanan data, perlindungan privasi dalam memastikan dunia masa depan yang adil, merata, aman, dan cerdas.”
“Indonesia seperti kereta cepat melaju di jalur cepat menuju digitalisasi. Kami sangat yakin Indonesia siap dan pasti akan berhasil mencapai visi nasional transformasi digital. Huawei akan melakukan segala upaya untuk membantu Indonesia tetap berjalan di jalur melalui teknologi canggih dan aman,” tegas Jacky.
Tentang Huawei:
Didirikan pada tahun 1987, Huawei adalah penyedia infrastruktur dan perangkat pintar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global terkemuka. Kami berkomitmen untuk menghadirkan digital ke setiap orang, rumah, dan organisasi untuk dunia yang sepenuhnya terhubung dan cerdas. Portofolio produk, solusi, dan layanan menyeluruh Huawei yang kompetitif dan aman.
Melalui kolaborasi terbuka dengan mitra ekosistem, kami menciptakan nilai yang langgeng bagi pelanggan kami, bekerja untuk memberdayakan masyarakat, memperkaya kehidupan rumah tangga, dan menginspirasi inovasi dalam organisasi dalam segala bentuk dan ukuran.
Di Huawei, inovasi mengutamakan pelanggan. Kami berinvestasi besar-besaran dalam penelitian fundamental, berkonsentrasi pada terobosan teknologi yang memajukan dunia. Kami memiliki lebih kurang 197.000 karyawan, dan kami beroperasi di lebih dari 170 negara dan wilayah, melayani lebih dari tiga miliar orang di seluruh dunia. Huawei adalah perusahaan swasta yang sepenuhnya dimiliki oleh para karyawannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News