November
29
2024
     14:38

Hak Setara untuk Semua, Momen Aksi Bersama di Hari AIDS Sedunia 2024

Hak Setara untuk Semua, Momen Aksi Bersama di Hari AIDS Sedunia 2024
ILUSTRASI. Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Yudhi Pramono, MARS, menegaskan bahwa peringatan ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mencapai Akhiri AIDS pada 2030.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Peringatan Hari AIDS Sedunia 2024 mengusung tema besar “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”. Melalui temu media yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI, pesan kuat ini kembali disuarakan sebagai pengingat untuk mengakhiri stigma, diskriminasi, dan ketidaksetaraan dalam penanganan HIV/AIDS di Indonesia.

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Yudhi Pramono, MARS, menegaskan bahwa peringatan ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mencapai Akhiri AIDS pada 2030.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi gerakan kolektif untuk menciptakan layanan kesehatan inklusif yang menghormati hak asasi manusia. Dengan langkah bersama, kita bisa menekan angka infeksi baru, meniadakan kematian terkait AIDS, dan meningkatkan kualitas hidup ODHIV,” ujarnya di Hotel Des Indes, Jakarta.

Meskipun upaya penanggulangan HIV/AIDS menunjukkan kemajuan, tantangan tetap besar, namun dr.Ina Agustina, MKM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), melaporkan bahwa 35% infeksi baru ditemukan pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), dan 28% dari pasangan ODHIV.

Namun, hanya 64% ODHIV yang menerima terapi antiretroviral (ARV), dan baru 49% mencapai supresi viral. Untuk mengejar target 95-95-95 pada 2030, Kemenkes memprioritaskan inovasi seperti skrining mandiri, pengobatan di hari yang sama (Sameday ART), dan integrasi layanan berbasis komunitas.

Stigma masih menjadi tantangan signifikan. Data menunjukkan 53% ODHIV tidak mengetahui adanya perlindungan hukum atas hak mereka, membuat banyak dari mereka ragu mengakses layanan kesehatan.

“Penting bagi kita untuk membangun pendekatan berbasis hak yang menghapus stigma dan diskriminasi. Semua orang berhak atas layanan kesehatan yang setara,” kata dr. Ina.

Kementerian Kesehatan RI telah meluncurkan sejumlah program untuk mempercepat penanggulangan HIV/AIDS, di antaranya:

1. Penjangkauan berbasis komunitas untuk populasi kunci.

2. Sameday ART, tes dan pengobatan HIV dalam satu hari.

3. PrEP (Profilaksis Pra-pajanan) untuk mencegah infeksi di populasi kunci.

4. Layanan terintegrasi TB-HIV dan pemberian ARV multi-bulan.

5. Sistem Informasi SIHA 2.1, guna memantau data individu.

Tema global tahun ini, “Take the Rights Path”, sejalan dengan upaya Indonesia untuk memastikan akses layanan kesehatan yang inklusif bagi semua kelompok rentan. Dr. Muhammad Saleem, UNAIDS Country Director, mengingatkan bahwa stigma dan diskriminasi adalah hambatan besar di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

“Hari AIDS Sedunia ini menjadi momen refleksi global untuk menghapus stigma dan mempromosikan akses layanan kesehatan yang adil bagi semua,” tutupnya.

Peringatan ini bukan hanya seremoni tahunan, tetapi seruan aksi nyata. Dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor, Akhiri AIDS pada 2030 bukan sekadar harapan, tetapi tujuan yang bisa dicapai bersama.

Baca Juga: Kemenkes Percepat Penuhi Alat Skrining dan Diagnostik di Puskesmas

Selanjutnya: Benarkah Kucing Tidak Suka Minum Air? Ini Faktanya

Menarik Dibaca: Benarkah Kucing Tidak Suka Minum Air? Ini Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved