June
02
2024
     16:33

77 Tahun Gerakan Pemuda Marhaenis, Emir Moeis: Gelorakan Semangat Marhaenisme

77 Tahun Gerakan Pemuda Marhaenis, Emir Moeis: Gelorakan Semangat Marhaenisme
ILUSTRASI. Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Ir. I. Emir Moeis,M.Sc., mengajak para kader GPM untuk dapat waspada dan menggelorakan semangat marhaenisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Ketua Umum Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Ir. I. Emir Moeis, M.Sc., mengajak para kader GPM untuk dapat waspada dan menggelorakan semangat marhaenisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lebih dari itu, beliau yang biasa disapa Emir Moeis, menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai ideologi marhaenisme kepada kaum muda khususnya generasi Z agar nilai-nilai tersebut tidak terputus dan terus berlanjut ke generasi berikutnya.

Marhaenisme adalah konsep yang dicetuskan oleh Soekarno. Pada perkembangannya, istilah Marhaen juga ditujukan kepada seluruh golongan rakyat kecil, termasuk petani dan buruh, yang hidupnya ditekan oleh orang-orang kaya dan penguasa, yaitu kaum borjuis atau kapitalis. Marhaenisme bertujuan untuk membebaskan rakyat kecil dari penindasan dan memperjuangkan keadilan sosial bagi mereka.

Dalam perayaan Dies Natalis ke-77 Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) yang digelar pada tanggal 1 Juni ini dan berlokasi di Gedung Gerakan Bhineka Nasionalis (GBN), Jakarta, Emir Moeis menyampaikan bahwa ideologi Marhaenisme masih sangat relevan dengan kondisi saat ini karena permasalahan seperti kesenjangan sosial masih ada dan oligarki mulai muncul kembali.

Emir menegaskan bahwa tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur masih merupakan perjalanan panjang. Oleh karena itu, ajaran dan perjuangan Marhaenisme masih sangat relevan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan masa kini.

“Saat ini sangat penting untuk dapat menggelorakan lagi semangat Marhaenisme, rasa cinta tanah air, dan menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai patokan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, khususnya pada generasi muda. Menurut saya masih banyak hal yang dilanggar, terutama dalam hal demokrasi dan keadilan sosial. Pancasila harus menjadi panutan dan jalan kompas untuk meluruskan kembali hal-hal yang menyimpang,” ungkap Emir Moeis, Politisi Senior PDI Perjuangan.

Emir Moeis sendiri memahami kondisi sekarang dimana sebagian besar generasi muda di Indonesia hanya paham tentang siapa Soekarno itu secara fisiknya saja, bukan tentang ajarannya. Oleh karena itu untuk paham akan ideologi Marhaenisme, menurutnya generasi muda tidak sama dengan generasi terdahulu yang bisa dikorelasikan dengan sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi-nya saja, namun sudah saatnya lebih menekankan bahwa Marhaenisme adalah tentang anti kemiskinan, anti penghisapan, dan anti kapitalisme.

Sekarang kekecewaan pada oligarki sudah mulai muncul, ini bisa menjadi momentum bagi kita pemuda Marhaenis bahwa hal tersebut tidak diperlukan lagi. Tetapi di satu sisi, pemuda Marhaenis harus tetap hati-hati dan waspada terhadap beberapa isu, seperti permainan atau perubahan undang-undang melalui MK, dimana kepentingan tersebut bukan untuk kepentingan pembangunan nasional tetapi justru mengarah kepada kepentingan nepotisme.

Karena apabila kita terus membiarkannya, akan menjadi hal yang berbahaya dan tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai pemuda Marhaenis harus bisa berkomentar kritis dan berjuang bersama sesuai dengan semangat kita yang dinamis dan revolusioner,” imbuh Emir Moeis.

Hadir dalam syukuran ulang tahun GPM tersebut sejumlah tokoh, mulai ketua umum DPP GPM Emir Moeis dan pengurus DPP GPM. Hadir pula Dewan Pembina GPM, William M. Tutuarima, dan Mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad.

Baca Juga: Buka kongres PA GMNI, Jokowi ajak alumni GMNI jaga kedaulatan dan menangkan kompetisi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved